Kebanyakan dari mereka adalah penduduk yang tinggal di 17 negara.
Paparan udara kotor tersebut terkait erat dengan tingkat perkembangan sosio demografi dan ekonomi negara.
“Meskipun telah terjadi penurunan secara perlahan dan stabil dalam ketergantungan rumah tangga pada bahan bakar berkualitas rendah, polusi udara dari bahan bakar ini terus menjadi faktor kunci dalam kematian bayi usia muda ini,” ujarnya.
Kebijakan berkelanjutan terkait polusi udara Meskipun kebijakan berkelanjutan di beberapa negara telah menghasilkan perbaikan kualitas udara yang sederhana.
Namun, laporan ini juga membeberkan bahwa hanya ada sedikit, bahkan tidak ada kemajuan berkelanjutan di beberapa negara-negara paling berpolusi di kawasan Asia Selatan dan Afrika.
Baca Juga: Mengenal Sansevieria Si 'Lidah Mertua', Tanaman Anti Polusi Pilihan Tepat untuk Taman Kering
Laporan ini juga menggarisbawahi, bahwa di saat China kini sedang membuat kemajuan dalam mengurangi polusi udara, negara-negara di Asia Selatan termasuk Nepal, Pakistan, Bangladesh, dan India malah terus mengalami tingkat polusi udara ambien yang sangat tinggi.
Di sisi lain, analisis ini juga mengungkap bahwa China dan India bersama-sama bertanggung jawab atas lebih dari setengah total kematian global.
Sepanjang 2019, terhitung 2,3 juta kematian terjadi akibat polusi udara. Laporan SoGA 2020 juga menyoroti tantangan untuk menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh paparan polusi udara di rumah tangga dari penggunaan bahan bakar padat yang tidak hanya berdampak pada kesehatan bayi. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Polusi Udara Rumah Tangga Penyebab Kematian Dini pada Bayi, Kok Bisa?
#berbagiIDEA