IDEAOnline-Laporan studi terbaru menemukan bahwa hampir 500.000 kematian bayi di seluruh dunia pada 2019 dipicu oleh polusi udara yang terbanyak bersumber dari rumah tangga.
Menurut laporan terbaru State of Global Air 2020 (SoGA 2020) oleh Health Effects Institute bekerja sama dengan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME2) di University of Washington, dan University of British Columbia.
Sebuah analisis komprehensif pertama tentang dampak global polusi udara menemukan, materi partikulat dari polusi di luar ruangan dan rumah tangga berkontribusi pada kematian hampir 500.000 bayi pada bulan pertama kehidupan mereka.
Presiden Health Effects Institute (HEI), Dan Greenbaum dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, secara keseluruhan, polusi udara sekarang menjadi penyebab kematian dini ke-4 di antara semua risiko kesehatan.
Peringkat ini tepat di bawah kematian akibat merokok dan pola makan yang buruk, menurut laporan tahunan State of Global Air (SoGA) 2020.
“Kesehatan bayi sangat penting bagi masa depan setiap masyarakat, dan bukti terbaru ini menunjukkan risiko yang sangat tinggi untuk bayi yang lahir di Asia Selatan dan sub-Sahara Afrika,” kata Greenbaum.
Polusi rumah tangga penyebab terbanyak Analsisi terbaru SoGA tahun ini memperkirakan bahwa sekitar 20 persen kematian bayi dalam periode tersebut disebabkan oleh polusi udara ambien dan rumah tangga.
Dalam laporan terbaru itu juga terungkap bahwa hampir dua pertiga dari kematian ratusan ribu bayi tersebut terkait dengan penggunaan bahan bakar padat seperti arang, kayu, dan kotoran hewan untuk memasak.
Menurut laporan ini, meski terjadi penurunan sebesar 11 persen selama dekade terakhir, 49 persen populasi dunia yaitu sekitar 3,8 miliar orang dipastikan masih terpapar polusi udara rumah tangga akibat memasak pada tahun 2019.
Kebanyakan dari mereka adalah penduduk yang tinggal di 17 negara.
Paparan udara kotor tersebut terkait erat dengan tingkat perkembangan sosio demografi dan ekonomi negara.
“Meskipun telah terjadi penurunan secara perlahan dan stabil dalam ketergantungan rumah tangga pada bahan bakar berkualitas rendah, polusi udara dari bahan bakar ini terus menjadi faktor kunci dalam kematian bayi usia muda ini,” ujarnya.
Kebijakan berkelanjutan terkait polusi udara Meskipun kebijakan berkelanjutan di beberapa negara telah menghasilkan perbaikan kualitas udara yang sederhana.
Namun, laporan ini juga membeberkan bahwa hanya ada sedikit, bahkan tidak ada kemajuan berkelanjutan di beberapa negara-negara paling berpolusi di kawasan Asia Selatan dan Afrika.
Baca Juga: Mengenal Sansevieria Si 'Lidah Mertua', Tanaman Anti Polusi Pilihan Tepat untuk Taman Kering
Laporan ini juga menggarisbawahi, bahwa di saat China kini sedang membuat kemajuan dalam mengurangi polusi udara, negara-negara di Asia Selatan termasuk Nepal, Pakistan, Bangladesh, dan India malah terus mengalami tingkat polusi udara ambien yang sangat tinggi.
Di sisi lain, analisis ini juga mengungkap bahwa China dan India bersama-sama bertanggung jawab atas lebih dari setengah total kematian global.
Sepanjang 2019, terhitung 2,3 juta kematian terjadi akibat polusi udara. Laporan SoGA 2020 juga menyoroti tantangan untuk menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh paparan polusi udara di rumah tangga dari penggunaan bahan bakar padat yang tidak hanya berdampak pada kesehatan bayi. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Polusi Udara Rumah Tangga Penyebab Kematian Dini pada Bayi, Kok Bisa?
#berbagiIDEA