IDEAOnline-Mempelajari misteri Bumi di masa lalu terus menjadi fokus para ilmuwan dan peneliti dunia.
Salah satunya perubahan iklim Bumi dan dampaknya di masa kini.
Peneliti meyakini bahwa dengan mempelajari perubahan iklim Bumi di masa lalu secara geologis, maka pemanasan global di abad-abad mendatang dapat diprediksi dengan lebih baik.
Seperti yang dilakukan para pakar dari Jerman, Amerika Serikat dan Inggris, termasuk dari University of Southampton, yang mencoba meneliti lebih dalam tentang perubahan iklim Bumi di masa lalu.
Studi yang telah diterbitkan di jurnal Nature Communications ini, telah mengamati lebih dekat iklim selama periode Zaman Eosen lebih dari 30 juta tahun yang lalu.
Saat itu, suhu global berkisar 14 derajat Celcius, lebih hangat dari hari ini.
Dikutip dari Phys, Rabu (9/9/2020), para peneliti menemukan bahwa pengaruh karbon dioksida (CO2) di atmosfer Bumi yang hangat bisa lebih besar dampaknya dari yang diperkirakan sebelumnya.
Untuk diketahui zaman Eosen terjadi antara 56 juta tahun dan 34 juta tahun yang lalu.
Sepanjang zaman Eosen, iklim justru mendingin secara dramatis dan zaman berakhir dengan transisi iklim rumah es yang dialami Bumi saat ini, dengan glasiasi Antartika.
Hingga saat ini, belum jelas bagaimana perkembangan iklim dan karbon dioksida berperan selama periode tersebut.
Studi model iklim terbaru menunjukkan iklim menghangat lebih sensitif terhadap perubahan CO2 daripada iklim dingin.