Follow Us

Cahaya Berlebih dari Lampu Picu Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Menggigit di Malam Hari, Kok Bisa?

Kontributor 01 - Selasa, 03 November 2020 | 13:30
Nyamuk Aedes aegypti.

Nyamuk Aedes aegypti.

Ilustrasi tempat tidur berkelambu.
dok. i.pinimg.com

Ilustrasi tempat tidur berkelambu.

Penelitian yang telah dipublikasikan di The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene ini juga akan membantu ahli epidemiologi lebih memahami risiko sebenarnya dari penularan penyakit oleh nyamuk ini.

Selain itu juga temuan dapat menghasilkan lebih banyak rekomendasi penggunaan kelambu.

Biasanya kelambu digunakan pada malam hari untuk menangkal gigitan dari genus nyamuk yang berbeda, Anopheles.

Berhubung Aedes Aegypti terbukti distimulasi cahaya buatan, kelambu dapat digunakan pula untuk menghalau nyamuk tersebut.

"Dampak dari penelitian ini bisa sangat besar dan mungkin telah diabaikan.

Ahli epidemiologi mungkin bisa mempertimbangkan polusi cahaya saat memprediksi tingkat infeksi," tambah Duffield.

Lebih lanjut, ia berencana untuk bereksperimen dengan variabel tambahan cahaya buatan untuk mempelajari lebih lanjut perilaku Aedes Aegypti.

Variabel ini termasuk durasi cahaya, intensitas, warna cahaya, serta waktu menggigit.

Tim juga tertarik dengan jalur genetik molekuler yang mungkin terlibat dengan aktivitas menggigit, setelah memperhatikan bahwa tidak semua nyamuk dalam populasi yang diteliti ternyata tertarik untuk menggigit di malam hari bahkan dengan adanya cahaya buatan.

"Jadi kami pikir ada komponen genetik pada Aedes Aegypti ," kata Duffield. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Polusi Cahaya Picu Nyamuk Aedes Aegypti Aktif di Malam Hari

#berbagiIDEA

Source : kompas

Editor : Maulina Kadiranti

Latest