Baca Juga: Dinyatakan Negatif dari Hasil Rapid Test Tetap Harus Isolasi 14 Hari, Ini Alasannya!

Rapid test di RSUD KRMT Wongsonegoro, Rabu (25/3/2020), untuk screening Covid-19.
Kelemahan rapid test adalah keakuratan hasil yang terkadang masih menjadi pertanyaan untuk masyarakat.
"Keakuratan suatu tes sangat dipengaruhi oleh faktor seberapa sensitif dan seberapa spesifik suatu alat untuk mendeteksi suatu penyakit," kata Irhamsyah dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (3/12/2020).
"Selain itu, keakuratan metode rapid test seharusnya perlu diperhatikan faktor seorang pelaksana tes yang memang kompeten, pelaksanaan waktu dan lokasi yang tepat, serta prosedur pelaksanaan tes yang tepat dan benar," imbuhnya.
Metode rapid yang digunakan saat ini masih digunakan, khususnya pada kawasan yang tidak tersedia pelayanan PCR.
Jenis yang paling akurat untuk mendeteksi Covid-19 adalah tes swab PCR atau pemeriksaan deteksi material genetik.
Tes PCR saat ini adalah real time PCR yaitu deteksi material genetik SARS-COV2 melalui pengambilan swab pada nasofaring dan orofaring.
Prinsip pemeriksaan alat PCR adalah mendeteksi materi genetik virus (RNA) secara berulang-ulang sehingga memakan waktu proses hitungan jam dan hasilnya bisa kita lihat secara real time.
"Secara singkat, tes PCR atau tes materi genetik lain adalah suatu metode deteksi penyakit Covid-19 yang paling akurat dan diandalkan saat ini karena prinsip deteksinya menggunakan teknologi yang canggih," ujar Irhamsyah.
Saat ini, pemeriksaan tes PCR adalah satu-satunya prinsip tes yang bisa kita percayakan sebagai hasil tes konfirmasi penyakit paling baik untuk deteksi Covid-19.
Oleh sebab itu, Irhamsyah mengingatkan agar masyarakat mewaspadai alat deteksi material genetik virus corona SARS-CoV-2 lain yang beredar di pasaran, terlebih yang menawarkan deteksi cepat hanya hitungan menit.