Tak Bisa Bernapas
Berangkat dalam kondisi demam menggigil dan batuk, kondisi Sriyanto semakin memburuk dari hari ke hari.
Apalagi dia mengetahui kabar ayah mertuanya yang terbaring lemah di RSUP dr Kariadi Semarang karena penyakit yang sama.
Batuknya semakin hebat dan membuat bagian tubuh lainnya menjadi sakit karena sentakannya.
Meski tidak merasakan sesak napas seperti pasien Covid-19 lainnya, dia tetap kesulitan bernapas akibat batuk yang tak bisa berhenti. “Saya sangat tersiksa sekali dan membuat saya kesulitan bernapas,” jelas Sriyanto.
Hari keenam, sakitnya semakin parah dengan ditambah gejala hilangnya indra penciuman.
Selain tak bisa mencium bau, dia juga kesulitan mengunyah makanan.
Nasi terasa menjadi keras dan tak mau ditelan oleh tenggorokannya.
Makanan yang masuk ke mulut kembali dimuntahkan dalam kondisi utuh.
“Saya tidak bisa membaui dan susah mengunyah hingga menelan. Dari pagi sampai siang akhirnya saya tidak makan. Saya hanya minum saja,” kata Sriyanto.
Menurutnya, gejala tersebut semakin membuatnya paranoid hingga memasrahkan diri kepada Sang Pencipta.