Sitokin membantu mengubah sel B menjadi sel berumur panjang yang menghasilkan antibodi yang lebih baik.
Sel B akan menjadi memori yang dapat dengan cepat mengeluarkan antibodi khusus jika tubuh terpapar virus lagi.
"Biasanya, kekebalan sel T, kekebalan sel B, dan antibodi, berjalanan beriringan dalam mengalahkan virus," ujar Altmann.
Namun, penelitian telah menemukan banyak orang yang menderita Covid-19 mempunyai sel T dan antibodi terhadap virus.
Kendati begitu, penelitian terbaru menunjukkan antibodi yang tidak bekerja dengan baik dapat berperan dalam kondisi orang dengan Covid-19, yang membuat gejala menetap selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah infeksi.
Ini dikarenakan, protein mengganggu mekanisme pertahanan bahkan menyerang organ.
Baca Juga: Harapan Baru, Vaksin Covid-19 Oxford Picu Respons Imun pada Lansia
Apa yang terjadi setelah infeksi berlalu?
Setelah infeksi, tingkat antibodi mulai berkurang, dengan sel B dan sel T cenderung bertahan lebih lama.
Sebuah studi yang dirilis pada Juli, menunjukkan tingkat antibodi Covid-19 turun selama tiga bulan, dalam beberapa kasus menjadi tidak terdeteksi.
Selain itu, ditemukan kecepatan dan skala penurunan yang kemungkinan berbeda antara pria dan wanita.