Kendati demikian, kulit yang digosok dengan kasar akan menjadi pintu masuk bagi bakteri.
Kepala departemen dermatologi di Rumah Sakit Anak Westmead Sydney, Dr Li-Chuen Wong mengatakan pelindung kulit harus lengkap untuk mencegah infeksi.
"Jika mencuci terlalu sering akan membuat kulit menjadi kasar, maka Anda akan rentan terkena infeksi bakteri," kata Dr Wong.
Sebuah hipotesis mengungkapkan bahwa mikrobioma manusia akan terkikis, sehingga kemampuan melawan infeksi menjadi berkurang karena terlalu sering membersihkan tangan.
Akan tetapi, menurut Dr Wong, hal itu tidak berlaku selama pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Hipotesis tersebut didasarkan pada studi terhadap anak-anak dengan alergi, hayfever dan asma, atau orang yang bekerja dengan hewan besar, seperti kuda dan hewan ternak.
Penggunaan Pelembap Kulit
Semua alkohol dirancang untuk membunuh bakteri dan kuman jahat, memang memiliki efek samping negatif, yakni alkohol dapat membuat kulit kering.
Namun, menurut Dr Goodman, tidak ada yang salah dengan penggunaan pelembab kulit setelah menggunakan hand sanitizer dan membiarkan tangan mengering.
"Itu tidak akan menghilangkan efek (anti) bakteri)," kata Dr Goodman.
Sepakat dengan Dr Goodman, Dr Wong merekomendasikan penggunaan pembersih tangan dengan emolien atau agen pelembap.
Dr Wong mengimbau agar tidak mencuci tangan sebelum atau setelah menggunakan pembersih tangan.