Vaksin Bukanlah Obat
Setelah tahapan uji klinik selesai, masih ada tahapan lain yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), sebelum vaksin dapat didistribusikan kepada masyarakat.
"Vaksin bukanlah obat, vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik pada penyakit Covid-19 agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit berat. Vaksin dan tetap mematuhi 3 M merupakan upaya yang penting menanggulangi Covid-19," ungkap Mimi.
Meski pada saat darurat dan dibutuhkan dengan cepat, keamanan dan efektivitas vaksin adalah prioritas utama.
Pengembangan vaksin tetap harus melalui tahapan pengembangan yang berlaku internasional yang secara umum terdiri dari beberapa tahapan.
Vaksin Bekerja Merangsang Kekebalan Tubuh
Ada beberapa tahapan yakni, tahap praklinik, tahap klinis (fase 1-3), persetujuan penggunaan dari BPOM berupa penerbitan, Emergency Use Authorization (EUA) atau Nomor Izin Edar.
"Secara umum, vaksin bekerja dengan merangsang pembentukan kekebalan tubuh secara spesifik terhadap bakteri dan virus penyebab penyakit tertentu. Sehingga apabila terpapar, seseorang akan bisa terhindar dari penularan ataupun sakit berat akibat penyakit tersebut," sebut Mimi.
Secara umum, reaksi pasca vaksinasi yang timbul dapat beragam, pada umumnya ringan dan bersifat sementara, dan tidak selalu ada dan bergantung pada kondisi tubuh.
Sedangkan reaksi pasca vaksinasi ringan seperti demam dan nyeri otot atau ruam-ruam pada bekas suntikan adalah hal yang wajar namun tetap perlu dimonitor.
"Manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila tidak divaksin," kata Mimi.