Follow Us

Mulai Ngetren, Membangun Rumah dengan Konsep Rumah Tumbuh, Caranya?

Johanna Erly Widyartanti - Sabtu, 23 Januari 2021 | 10:30
Ilustrasi rumah tingkat, bisa dibangun dengan konsep rumah tumbuh.
Dok. Serial Rumah

Ilustrasi rumah tingkat, bisa dibangun dengan konsep rumah tumbuh.

IDEAOnline-Di tengah kebutuhan pada hunian yang makin tinggi, konsep rumah tumbuh kini banyak diminati masyarakat dan mulai ngetren.

Konsep ini dinilai cocok untuk menyiasati kebutuhan ruang di masa depan tanpa harus membongkar atau melakukan renovasi secara besar-besaran.

Karenanya, konsep rumah tumbuh menjadi salah satu alternatif berbagai kalangan dalam membangun rumah, termasuk generasi milenial untuk mewujudkan hunian idaman.

Konsep Rumah Tumbuh

Adapun ide utama growing house atau rumah tumbuh adalah membangun rumah secara bertahap yang disesuaikan dengan prioritas kebutuhan hunian yang esensial.

Pembangunan tersebut dapat berlangsung dalam jangka waktu panjang.

Berdasarkan arah pengembangannya, desain rumah tumbuh terbagi dalam dua jenis, yaitu rumah tumbuh horizontal dan vertikal.

Baca Juga: Mau Pakai Arsitek untuk Membangun Rumah Impian? Perlu Tahu Ini!

Ilustrasi menggunakan jasa arsitek untuk merencanakan desain rumah tumbuh.
Serial RUMAH

Ilustrasi menggunakan jasa arsitek untuk merencanakan desain rumah tumbuh.

Sesuai arahnya, rumah tumbuh horizontal berkembang ke arah samping, depan, atau belakang.

Dengan arah pertumbuhan tersebut, luas rumah pun secara otomatis akan bertambah.

Oleh karena itu, untuk mengembangkan rumah tumbuh horizontal diperlukan lahan kosong yang cukup luas.

Sementara, rumah tumbuh vertikal dibangun ke arah atas sehingga nantinya rumah mempunyai lebih dari satu lantai.

Dengan demikian, pemilik rumah perlu menyiapkan fondasi yang kokoh sebagai syarat mutlak agar bangunan dan penghuni rumah terjamin keamanannya.

Adapun keunggulan hunian dengan konsep rumah tumbuh terletak pada fleksibilitas dalam proses pembangunannya.

Pemilik rumah bisa mengatur sendiri bagian rumah yang akan dikembangkan.

Selain itu, pemilik juga bisa menentukan anggaran, kualitas, dan desain pengembangan rumah sendiri.

Baca Juga: Renovasi Tanpa Mengganggu Tetangga, Ini Cara Hindari Konflik

Ilustrasi konsep rumah tumbuh, desain direncanakan dari awal pembangunan rumah.
IDEA

Ilustrasi konsep rumah tumbuh, desain direncanakan dari awal pembangunan rumah.

Butuh Perencanaan Matang

Berbeda dengan rumah biasa, membangun rumah dengan konsep rumah tumbuh membutuhkan perencanaan yang matang sejak awal.

Setidaknya, perencanaan ini harus mencakup berbagai kebutuhan saat ini hingga masa depan, misalnya antara 10 hingga 50 tahun ke depan.

Perencanaan juga harus mencakup pemilihan konsep pengembangan horizontal, vertikal, atau gabungan keduanya.

Pemilihan konsep pengembangan tersebut ditentukan berdasarkan luas lahan yang tersedia.

Jika lahan memadai, membangun secara horizontal bisa jadi pilihan.

Sebaliknya, bila lahan terbatas, pilihannya adalah membangun rumah ke atas.

Bila memilih konsep pengembangan vertikal, pastikan membangun rumah dengan kerangka yang memungkinkan untuk dikembangkan jadi rumah tingkat.

Pemilik hunian bisa menggandeng tenaga ahli seperti arsitek dan kontraktor agar pengembangan growing house lebih efisien dan bisa meminimalisasi kekeliruan.

Tenaga ahli tersebut biasanya ikut membantu pengurusan surat izin mendirikan bangunan (IMB).

Dengan begitu, pemilik tidak perlu repot.

Nah, saat mendesain rumah tumbuh, pada tahap awal, prioritaskan membangun ruangan yang esensial, seperti kamar mandi, ruang tengah atau ruang keluarga.

Pasalnya, ruang tengah bersifat multifungsi dan bisa merangkap sebagai kamar tidur sekaligus ruang tamu.

Bila luas lahan terbatas, cukup buat satu ruangan besar terbuka multifungsi.

Di ruang tersebut, dapur, ruang makan, dan ruang tamu dapat menyatu.

Karena sifat pembangunannya bertahap, konsistensi pemakaian material yang sama patut diperhatikan dalam perencanaan membangun rumah.

Hal ini agar kualitas hunian tidak timpang antara growing house tahap awal dan pengembangan selanjutnya.

Sementara dari sisi perhitungan biaya, pemilik hunian perlu mempertimbangkan kenaikan harga material dan upah di masa mendatang.

Baca Juga: Cegah Masalah Renovasi, Cantumkan Ini di Surat Kontrak dengan Tukang

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Latest