Follow Us

Benarkah PCR Covid-19 di Dua Lokasi Berbeda, Hasilnya Bisa Tak Sama?

Kontributor 01 - Rabu, 03 Februari 2021 | 15:15
Ilustrasi pemerikasaan PCR.
kompas.com

Ilustrasi pemerikasaan PCR.

"Kan ada, ketika sama-sama PCR, di sini kok negatif, di situ kok positif, ya karena salah satunya (tes) pasti enggak standar," kata Windu,

Jumat (9/10/2020). Menurutnya, dalam melakukan PCR, semua proses harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.

Baca Juga: Kontaminasi Silang Bisa Hasilkan Tes Antigen Covid-19 Positif Palsu

PCR  test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak,(3/10/2020).
Kompas.com

PCR test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak,(3/10/2020).

Mulai dari proses penyimpanan sampel hingga cara menyimpannya.

Dia menegaskan menjaga sampel ini sangat penting, karena jika kondisunya berubah, maka dapat memengaruhi hasil akhir dari uji PCR yang dilakukan.

"Kalau media penyimpanannya dan cara penyimpanannya ini tidak standar, virusnya keburu mati. Jadi yang seharusnya (hasil PCR) positif, bisa negatif, karena (virus dalam sampel yang diambil melalui tes usap) sudah mati, gitu," jelas dia.

Terlebih, saat ini proses pengujian di laboratorium biasanya memakan waktu antre yang tidak sebentar, karena banyaknya sampel yang harus diuji.

Selama waktu tunggu itu ada kemungkinan virus mati apabila proses dan media penyimpanammya tidak sesuai standar.

"Kalau cool chain-nya tidak standar, terlalu panas, sering dibuka, suhunya akan menjadi naik. Kalau naik, spesimennya nanti bisa rusak, kalau salah penyimpanan, atau terlalu lama tidak (segera) dicek," jelas Windu.

Oleh karena itu, Windu memandang pentingnya sebuah laboratorium memiliki kapasitas yang tinggi.

Ini penting untuk meminimalisasi risiko terjadinya kerusakan sampel akibat terlalu lama menunggu atau diproses melalui media yang tidak sesuai standar.

Source : kompas

Editor : iDEA

Baca Lainnya

Latest