Hanya, mengingat material tersebut merupakan material bekas pakai, penggunaanya tetap harus melakukan proses “daur ulang” terlebih dahulu sebelum digunakan.
Proses tersebut terdiri atas penyerutan, penyemprotan antihama, dan pelapisan dengan finishing tertentu, seperti melamin untuk furnitur.
Penggunaan material bekas juga memiliki daya tarik tersendiri, tampil unik, selain juga kebanggaan dan kepuasan penggunanya telah “menyelamatkan” alam dengan memanfaatkan limbah.
Baca Juga: Jati Belanda Urat dan Mata Kayunya Memesona, Bekas Peti Kemas yang Naik Kelas
5. Material lokal
Para arsitek tengah menggalakkan pemakaian material lokal yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar yang berlebihan, karena pengangkutan’material dengan alat transportasi tertentu.
Maksudnya, material lokal adalah material yang bisa ditemukan di lingkungan sekitar, seperti bambu dan kayu kelapa, yang mudah ditemukan di mana saja.
Meskipun “murah’, bambu memiliki karakter yang kuat menahan beban, baik itu beban tekan, beban tarik, atau tekukan.
Bahkan, kuat tekan bambu berkualitas cenderung sama dengan kayu, dan kuat tariknya lebih baik daripada kayu.
Di luar itu, penampakan bambu yang berkesan etnik, adem, dan menjunjung lokalitas, menjadi salah satu kelebihannya yang dimanfaatkan di hunian.
Baca Juga: Arstistiknya Lantai Parket Bambu, Kenali Kelebihannya dibanding Kayu