Pertumbuhan siklon sendiri membutuhkan uap air hangat yang tersedia di wilayah antara 5-30 derajat di lintang utara dan lintang selatan bumi, serta efek coriolis yang merupakan implikasi dari gerak rotasi Bumi pada sumbunya.
Baca Juga: Begini Trik Agar Tempe Tetap Awet Sampai 3 Hari, Jangan Langsung Simpan di Freezer
"Efek Coriolis ini menyebabkan angin mengalami pembelokan pergerakannya. Makin besar lintangnya maka makin besar pembelokan angin yang terjadi sehingga di daerah ekuator atau lintang nol efek ini tidak ada," ungkapnya.
Pertumbuhan siklon dimulai dari gangguan tropis, depresi tropis, badai tropis, dan kemudian menjadi siklon tropis.
Pada saat pertumbuhan mencapai badai tropis itulah siklon ini mulai dinamai.
Lebih lanjut dia menerangkan, pada kondisi siklon tropis kecepatan angin mencapai 64 knot atau 74 meter per jam.
Dampak yang ditimbulkan berupa hujan yang lebat, angin kencang, serta gelombang laut yang besar atau storm surge.
"Beberapa penelitian menyebutkan wilayah terdampak sampai 50 per km dari pusat siklon," ujarnya.
Baca Juga: Badai Petir Bisa Memicu Serangan Asma yang Parah, Ini Penjelasannya