IDEAOnline-Sinar matahari begitu berlimpah diterima secara gratis oleh Indonesia, sebagai negara tropis.
Berbagai cara dilakukan untuk mengoptimalkan pemakaian sinar matahari agar bermanfaat lebih besar.
Selain desain bangunan yang inovatif yang didesain khusus agar mampu memasukkan cahaya ke dalam rumah, juga ada kreativitas khusus pemanfaatan berbagai material untuk semaksimal mungkin memanfaatkan cahayanya dan bukan panasnya.
Semuanya dilakukan untuk mendapatkan kenyamanan thermal di dalam rumah. Rumah jadi lebih adem dan nyaman ditinggali.
Baca Juga: Bisa Hempaskan Nyamuk Selamanya, Coba Letakkan 1 Bumbu Dapur Ini di Kolong Tempat Tidur!
Baca Juga: Katedral Jakarta Pasang Panel Surya 238,02 kWp, Hemat Tak Bikin Polusi
Energi surya dinilai menjadi salah satu langkah masa depan, sebagai alternatif sumber energi bagi rumah dan bangunan di negara tropis.
Kehadiran panel surya menjadi cara untuk memanfaatkannya.
Solar panel digunakan di rumah tropis atau gedung-gedung untuk mengolah energi matahari menjadi energi listrik.
Teknologi ini kerap disebut sebagai teknologi photovoltaic.
Teknologi panel surya untuk rumah tinggal sangat tepat digunakan di saat terjadi krisis energi listrik.
Sinar matahari sebagai energi utama penghasil listrik sangat berlimpah di Indonesia. Jika dihitung, energinya sekitar 89 petawatt ( x 1015 W).
Selain energinya melimpah, teknologi ini bebas polusi karena tidak memerlukan BBM dan proses pengoperasiannya tidak membutuhkan penanganan yang rumit.
Tersimpan di Dalam Baterai
Penggunaan energi listrik dari panel surya, sangat mudah diterapkan.
Baca Juga: Rancangan Desain Rumah Bioklimatik, Ramah Lingkungan Optimalkan Lahan
Listrik yang dipakai di setiap rumah, bisa dikombinasikan antara solar panel dan listrik dari PLN ataupun tdak dikombinasikan.
Artinya, solar panel ini bisa dipakai bersamaan dengan listrik dari PLN maupun tidak.
Prinsip kerjanya sederhana. Peralatan yang dibutuhkannya pun tidak banyak, mulai dari solar panel, charge controller, inverter, dan baterai berupa aki.
Secara umum, listrik yang dihasilkan berasal dari tenaga foton sinar matahari.
Tenaga foton yang menyentuh permukaan panel surya kemudian diserap oleh bahan-bahan semikonduktor seperti silikon.
Tenaga yang diserap ini kemudian diolah dan disimpan di dalam baterai dalam bentuk tegangan listrik searah (Direct Current-DC).
Arus listrik yang masuk dan tersimpan di dalam baterai dikontrol dengan alat charge controller.
Agar tegangan listriknya bisa dipakai untuk keperluan rumah tangga, listrik ini kemudian dikonversikan menjadi tenaga listrik bolak-balik (alternating current-AC) melalui alat yang bernama inverter.
Tegangan listrik AC yang keluar ini lalu siap dipakai untuk keperluan rumah tangga mulai dari penerangan hingga menyalakan peralatan rumah tangga.
Photovoltaic
Photovoltaic adalah proses perubahan energi cahaya menjadi energi listrik menggunakan panel surya.
Baca Juga: Mau Pakai Panel Surya Biar Hemat, Mesti Siap Risikonya Juga, Cek Yuk!
Teknologi ini pertama kali ditemukan oleh fisikawan Perancis 1939, E. Becquerel, pada tahun tahun 1839.
Sedangkan panel surya itu sendiri dibuat pertama kali oleh Charles Fritts pada tahun 1883.
Charles membungkus semikonduktor selenium dengan lapisan emas tipis.
Penemuan ini kemudian diperbaharui oleh Bell Laboratories pada tahun 1954.
Semikonduktornya menggunakan silikon dengan campuran tertentu yang sangat peka terhadap sinar matahari.
Teknologi Photovoltaic pertama kali diterapkan di satelit Amerika Serikat, Vanguard 1, yang diluncurkan Mei 1958.
Terbatas Pemakaiannya
Meski sumber energinya tidak terbatas, pemakaian panel surya untuk menghasilkan listrik dari sinar matahari sangat terbatas.
Artinya, energi sinar matahari dapat tersimpan apabila ada sinar matahari yang mengenai permukaan panel surya.
Baca Juga: Coba Semprotkan Air Panas Selama 15 Menit, Ternyata Begini Cara Mencopot Wallpaper dengan Mudah!
Baca Juga: Pilih Cat Warna Terang jika Ingin Berhemat Listrik, Ini Alasannya
Jika seharian mendung, maka baterai tidak akan banyak menyimpan energi listrik.
Terbatasnya pemakaian panel surya juga dilihat dari sisi investasi.
Biaya awal pemasangan jauh lebih tinggi daripada pemasangan listrik dari PLN sehingg tak banyak orang yang memakainya.
Bagi yang berkecukupan secara ekonomi, tidak ada salahnya jika menggunakan sistem panel surya untuk menghemat energi.
Di samping itu, teknologi ini juga cocok diterapkan di beberapa wilayah pedalaman di Indonesia yang belum teraliri listrik dari PLN.
Saat ini di beberapa tempat dan kota-kota maju, teknologi panel surya ini sudah digunakan sebagai sumber listrik lampu lalu lintas.
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis
(*)