Tim yang dipimpin Dr Taylor Heald-Sargent dari Rumah Sakit Anak Ann & Robert H. Lurie menemukan adanya virus corona SARS-CoV-2, 10-100 kali lipat lebih besar di saluran pernapasan atas (hidung) anak-anak.
Para penulis menambahkan, penelitian laboratorium baru-baru ini juga menunjukkan bahwa semakin banyak materi genetik virus maka semakin banyak virus yang dapat menular.
Sebelumnya juga telah ditunjukkan bahwa anak-anak dengan viral load (kisaran jumlah partikel virus dan jumlah RNA per 1 ml (1 cc) sampel darah) yang tinggi dari virus syncytial pernapasan (RSV) lebih mungkin untuk menyebarkan penyakit.
"Dengan demikian, anak balita berpotensi menjadi pendorong penularan SARS-CoV-2 di populasi umum," catat para penulis.
"Kebiasaan perilaku anak balita, terutama saat mereka di sekolah atau tempat penitipan anak, dapat meningkatkan kekhawatiran akan adanya penularan besar SARS-CoV-2 dalam populasi ini," ahli menyimpulkan.
Baca Juga: Tips Aman Ambil Kredit Renovasi ke Bank dan Tentukan Angsuran Ideal
Temuan baru ini bertentangan dengan pandangan saat ini di antara otoritas kesehatan bahwa anak-anak jauh lebih kecil kemungkinannya jatuh sakit karena virus dan tidak menyebarkannya ke orang lain. Namun, sejauh ini ada sedikit penelitian tentang topik ini.
Satu penelitian baru-baru ini di Korea Selatan menemukan anak-anak berusia 10 hingga 19 tahun menularkan Covid-19 di dalam rumah sebanyak yang dilakukan orang dewasa.
Namun, anak-anak di bawah usia sembilan tahun menularkan virus dengan tingkat yang lebih rendah. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Studi: Anak Balita Berpeluang Tinggi Menularkan Covid-19
#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis