IDEAOnline- Langkah pemerintah China membangun kompleks karantina Covid-19 untuk menampung 5.000 orang dipandang cukup aneh.
Orang-orang bertanya-tanya, kenapa China tidak melonggarkan strategi penanganan Covid-19, padahal sebagian besar dari penduduknya telah divaksin 2 dosis?
Disebutkan bahwa tidak ada indikasi pihak berwenang China berencana untuk melonggarkan pembatasan aturan perjalanan internasional.
“Di satu sisi Anda memiliki ahli, seperti Zhong Nanshan dan Gao Fu yang menyarankan bahwa begitu tingkat vaksinasi di China mencapai lebih dari 85 persen, maka sudah waktunya untuk membuka diri,” kata Yanzhong Huang, seorang rekan di Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di Washington DC.
Zhong Nanshan dan Gao Fu disebut sebagai dua pakar kesehatan masyarakat terkemuka di China.
“Tetapi di sisi lain, semua tindakan yang ada tampaknya menunjukkan bahwa Beijing akan mempertahankan strategi tanpa toleransi,” lanjut Yanzhong Huang.
Setelah kampanye vaksinasi Covid-19 awalnya lamban, China kini telah memvaksinasi sekitar 75 persen dari total populasinya dengan Sinovac.
Baca Juga: Rupanya Kasus Covid-19 di Indonesia Terus Menurun Akibat 4 Hal Ini, Harus Dipertahankan!
Kompleks bangunan setara 46 lapangan sebak bola di pinggiran kota metropolitan Guangzhou untuk menampung 5.000 orang menjalankan karantina Covid-19, baru-baru ini dibangun China.
Menurut informasi yang dikeluarkan oleh oleh pemerintah Guangzhou, kompleks karantina Covid-19 tersebut dilengkapi dengan infrastruktur "teknologi komunikasi 5G dan kecerdasan buatan", dan setiap kamar hanya dapat menampung satu orang pada satu waktu.
Selain itu, setiap kamar karantina Covid-19 dilengkapi kamera pemantau di pintunya dan sistem pengiriman robot untuk "meminimalkan kontak manusia dan risiko lintas- infeksi”.
Tim konstruksi membutuhkan waktu kurang dari 3 bulan untuk menyelesaikan proyek pembangunan kompleks karantina Covid-19 di Guangzhou, seperti rumah sakit sementara Huoshenshan dan Leishenshan yang dibangun dalam waktu singkat di pusat kota Wuhan saat Covid-19 terjadi pada awal 2020.