"Alhamdulillah. Setelah swab ke tiga dan ke empat, ayahku negatif dan bisa keluar dari rumah sakit," tutur dr Idrianti.
"Akhirnya banyak yang telepon ke ayahku, termasuk salah satu pejabat pusat yang kenal dekat dan ketika itu hasil rapid test-nya ayahku adalah positif. Karena teman ayahku memberitahukan tentang semua pengobatan yang ayah pakai yaitu minyak kayu putih," tambahnya.
Tak sampai di situ, setelah sembuh dari Covid-19, Prof Idrus akhirnya membentuk tim penelitian di awal bulan April 2020, guna meneliti efek dari minyak kayu putih ini.
Baca Juga: Cara Membedakan Marmer dan Granit, Bapak-bapak Wajib Tahu Sebelum Beli
"Karena minyak kayu putih sangat masuk akal bisa menghambat replikasi virus, Ayah pun melakukan sedikit literature review dan mendapat beberapa jurnal pendukung kalau minyak kayu putih ini, ternyata manfaatnya sangat banyak, seperti anti bakteri, anti jamur, bisa menginaktivasi airborne virus," tambahnya.
Seperti diketahui, tanaman eucalyptus atau ekaliptus kerap kali digunakan sebagai minyak kayu putih untuk menghangatkan tubuh.
Beberapa peneliti menyebut bahwa tanaman asal Australia ini memang bermanfaat untuk meredakan gejala masuk angin, meredakan batuk dan pilek, mengurangi nyeri sendi, meredakan sakit kepala, bahkan mengatasi bau mulut dan mengurangi plak gigi.
Bahkan belakangan ini, tanaman eucalyptus baru saja diolah dan dirilis sebagai obat antivirus corona oleh Kementerian Pertanian (Kementan).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan produk ini telah melalui uji lab peneliti pertanian terhadap virus influenza, beta dan gamma corona.
Diklaim, hasil uji lab eucalyptus ini mampu membunuh 80-100% virus.
"Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) membuat beberapa prototipe eucalyptus dengan nano teknologi dalam bentuk inhaler, roll on, salep, balsem dan defuser," ungkap Mentan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/5/2020) lalu.