IDEAonline -Berjalan merupakan sebuah proses perkembangan penting pada anak. Anak harus melalui berbagai tahapan sampai benar-benar bisa berjalan sendiri.
Mulai dari belajar berguling terlebih dahulu, duduk, kemudian merangkak, merambat, lalu berjalan sendiri.
Umumnya, sebagian besar bayi melakukan langkah pertama mereka pada saat usia satu tahun. Selanjutnya, pada usia 15 bulan sebagian besar bayi sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan.
Namun, ada juga bayi yang baru bisa berjalan sendiri di usianya yang ke 17 atau 18 bulan. tidak perlu khawatir dengan hal ini.
Baca Juga:Mulai dari Rp 150 Jutaan, Ini 3 Rekomendasi Perumahan Murah di Bogor
Baca Juga:Sempat Heboh Dikaitkan Kasus Putra Siregar, Begini Isi Hunian Milik Chandrika Chika
Namun, sebelum anak belajar berjalan tak ada salahnya mendukung kegiatan tersebut dengan kondisi yang ada di rumah.
Di dalam rumah, selain sarana belajar standar seperti meja dan kursi, terdapat pula sarana belajar lain yang sifatnya lebih santai.
Jangan sampai anak merasa, rumah adalah tempat yang mengekang dirinya.
Di lingkungan rumah yang aman, Ia harus merasa bebas di rumahnya sendiri.
Jika ia merasa di lingkungan rumahnya aman dan nyaman, maka ia akan merasa, rumah adalah segalanya bagi dia.
Kelak, bila ia punya masalah, ia akan selalu kembali ke lingkungan rumah aman itu, alias rumah dan bukan pergi ke tempat lain yang mungkin saja malah memberi pengaruh negatif buatnya.
Walau begitu, meski lingkungan rumah aman sudah dibuat, kita tetap harus mendampingi anak.
Jangan mentang-mentang lingkungan rumah sudah aman, lantas meninggalkannya bermain sendirian.
Sebab, bisa saja ia melakukan sesuatu yang membahayakan. Selain itu, sedikit saja kita lengah, si kecil bermain dengan barang berbahaya seperti pisau, korek api, dam lainnya.
Kriteria Lingkungan Rumah yang Aman
Baca Juga:Pekarangan Rumahnya Dirusak hingga Kaca Pecah, Mantan Suami Wanda Hamidah Laporkan Hal Ini ke Polisi
Melansir dari Nakita.id, ini kriterianya:
- Bebas dari benda-benda pajangan yang mudah pecah, seperti kristal ataukeramik.
- Bebas dari benda tajam semisal pisau dan peralatan pertukangan, maupun benda lain yang dapat membahayakan anak, seperti bahan kimia pembersih, produk-produk perawatan, dan obat-obatan.
- Stop kontak letaknya cukup tinggi atau berpenutup.
- Meja-kursi tak berujung runcing, taplak meja tak berjuntai.
- Dapur dan tangga diberi pintu, kolam renang diberi pagar pengaman dan pintu.
- Kamar tidur anak memiliki pintu penghubung dengan kamar orang tua dan pintunya dibiarkan terbuka atau tertutup tapi tak dikunci.
- Tempat tidur batita memiliki “pagar” pengaman, tak ada ranjang bertingkat.
- Semua lubang kunci bebas dari anak kunci agar anak tak memainkannya yang bisa berakibat dirinya terkunci di satu ruangan.
Baca Juga:Ternyata Penggunaan Shower dan Dual Flush di WC Bikin Kita Lebih Hemat Air, Ini Alasannya!
Baca Juga:Pantas Saja Tak Awet, Jangan Lagi Memiringkan Dispenser Saat Memindahkan
- Kamar mandi selalu dalam keadaan kering, bak rendam tak diisi air, pintu kamar mandi selalu ditutup saat tak digunakan.
- Taman/halaman tak diisi dengan banyak pot tanaman dan bebas dari tanaman yang tajam/beracun.
- Pintu rumah, halaman, juga garasi selalu dalam keadaan terkunci.
Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.
#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving
(*)