Tahun 1920-an freon (diklorofluoro metana) ditemukan.
Ini menandai babak baru teknologi pendinginan.
Sebelum freon ditemukan, gas atau cairan yang dipakai sebagai pendingin ialah amonia.
Namun, karena sifatnya yang toksik dan baunya yang menyengat, amonia mulai ditinggalkan sejak freon ditemukan.
Dengan berbagai kelebihannya, freon segera menjadi terkenal.
Empat puluh tahun kemudian freon mulai mendapat pesaing baru.
Meskipun tidak beracun, freon diketahui bisa merusak lapisan ozon Bumi.
Tahun 1960-an para ilmuwan menemukan semikonduktor baru yang punya kemampuan pendinginan. Salah satunya bismut telluride.
Jika dialiri listrik, suhu semikonduktor itu menurun.
Para ilmuwan menyebutnya efek Peltier (diambil dari nama ahli kimia Prancis, Jean Peltier, yang pertama kali menemukan fenomena ini tahun 1834).
Efek penurunan suhu inilah yang dimanfaatkan sebagai pendingin pada kulkas.