Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kasus Bertambah Jadi 90 Orang, Ini Cara Mendeteksi Gagal Ginjal Akut pada Anak! Jangan Sampai Salah Ya..

Maulina Kadiranti - Selasa, 25 Oktober 2022 | 13:56
Kasus Bertambah Jadi 90 Orang, Ini Cara Mendeteksi Gagal Ginjal Akut pada Anak! Jangan Sampai Salah Ya..
https://www.freepik.com/free-vector/hand-drawn-urology-illustration_32173148.htm#query=ginjal&from_q

Kasus Bertambah Jadi 90 Orang, Ini Cara Mendeteksi Gagal Ginjal Akut pada Anak! Jangan Sampai Salah Ya..

Baca Juga:Kini Rejeki Tetangga Ngalir Deras Usai Ubah Posisi AC, Ternyata 3 Posisi Ini yang Harus Dihindari Menurut Feng Shui!

Baru-baru ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta masyarakat untuk mewaspadai penggunaan obat paracetamol.

Terlebih, penggunaan obat paracetamol tersebut terhadap anak-anak.

Melansir dariTribunnews.com,imbauan tersebut dilakukan sampai berhasil mengidentifikasi penyebab dari gangguan ginjal akut progresif atipikal.

"Sebagai kewaspadaan dini, maka IDAI mengeluarkan rekomendasi parasetamol sirup ini. Ini kewaspadaan dini saja."
"Kalau untuk melarang dan menarik obat bukan wewenang kami. Tapi hanya memang sebagai allertness. Bukan sebagai penyebab tunggal," Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso saat konferensi pers virtual, Selasa (18/10/2022). "Ada kecurigaan tentang obat-obatan mengandung dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG). Tapi sampai sekarang belum konklusif atau (diketahui) sebab tunggal," tambah Piprim.

IDAI pun menegaskan rekomendasi ini bukan berarti paracetamol sudah dipastikan sebagai penyebab tunggal.

Namun, sebagai bentuk kewaspadaan dini.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyikapi ramainya isu soal dugaan obat sirup paracetamol untuk anak yang berisiko mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG), yang dikaitkan gangguan ginjal akut.

Keempat jenis yang ditarik di Gambia, saat ini tidak terdaftar dan tidak beredar di Indonesia.

EG dan DEG disebut kontaminan karena kedua bahan ini tidak diperbolehkan berada pada obat.

"Jadi disebut kontaminan karena kedua bahan ini aslinya tidak boleh atau tidak dimaksudkan ada dalam obat-obatan tersebut," ujar dr. Andi Khoemini Takdir Haruni, Sp.PD, seorang peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

"Misal (sebagai contoh kontaminan) ini ada tepung (untuk membuat roti), terus ada kontaminan pasir, nah artinya pasir itu tidak seharusnya di situ," kata dia.

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular