Follow Us

PT Onduline Indonesia Gelar Sayembara Desain Konstruksi Atap Berkelanjutan untuk Para Ahli Arsitektur

Yussy Maulia - Minggu, 09 Juli 2023 | 18:29
Press conference Onduline Green Roof Award 2023 Asia di ajang pameran bahan bangunan IndoBuildTech 2023 di ICE BSD, Serpong, Tangerang, Kamis (6/7/2023).
Dok. Onduline

Press conference Onduline Green Roof Award 2023 Asia di ajang pameran bahan bangunan IndoBuildTech 2023 di ICE BSD, Serpong, Tangerang, Kamis (6/7/2023).

IDEA-Online.com - Produsen atap bitumen ramah lingkungan, PT Onduline Indonesia, kembali menggelar sayembara desain konstruksi atap berkelanjutan (sustainable construction) bertajuk Onduline Green Roof Award (OGRA) 2023 Asia.

Sayembara ini ditujukan bagi para profesional yang memiliki pengalaman minimal satu tahun di bidang arsitektur, desain interior dan konstruksi, pengembangan properti, serta konsultan pelaksana.

Sebagai informasi, sayembara OGRA telah diadakan sebanyak enam kali sejak 2013. Selama periode tersebut, lebih dari 500 entri telah diterima dan melibatkan puluhan juri terkenal dari seluruh Indonesia.

Tahun ini, sayembara OGRA 2023 menjadi lebih menarik dan menantang karena tak hanya diikuti oleh peserta dari Indonesia, kompetisi ini juga terbuka bagi peserta dari lima negara Asia Tenggara lainnya, yaitu India, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Adapun tema yang diusung adalah "Tropical Passive Roof Design for Low Energy Houses". Tema ini dipilih sebagai bentuk kepedulian Onduline terhadap isu degradasi lingkungan dan perubahan iklim akibat beragam aktivitas manusia yang konsumtif.

Baca Juga: Berisiko Retak Konstruksi dan Retak Rambut, Lakukan 4 Hal Ini Agar Dak Beton Tak Bocor!

Agar sebuah desain bisa disebut sebagai bangunan hijau (green building), ada beberapa kriteria yang menjadi penilaian utama, antara lain strategi pengolahan air hujan, penggunaan lahan yang memerhatikan lingkungan sekitar bangunan, kualitas udara dalam ruangan, material yang digunakan, dan penggunaan energi dalam rumah.

Direktur Onduline Asia Pasifik Olivier Guilly pun mengungkapkan kegembiraannya karena sayembara desain atap ini telah menarik perhatian banyak peserta dari Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya.

Hingga akhir Juni, sudah ada 300 peserta yang berasal dari enam negara yang mendaftarkan desain atap rumah terbaik mereka.

“Ini sangat menggembirakan karena secara tidak langsung mereka sangat peduli dengan lingkungan. Antusias peserta dari Indonesia meningkat, mereka melihat dari tema kali ini yang lebih erat dengan kondisi alam di negara-negara Asia, termasuk Indonesia," kata Olivier dalam siaran pers yang diterima IDEA, Minggu (9/7/2023).

Baca Juga: Kurangi Dampak Negatif Konstruksi bagi Lingkungan, Perancangan Bangunan Ramah Iklim Dipromosikan oleh Arsitek

Editor : Sheila Respati

Latest