iDEAonline.co.id- Kebanyakan orang berpikir bahwa polusi udara terjadi di luar rumah. Padahal sebaliknya, udara di dalam ruang lebih beresiko tercemar polutan. Sekitar 80% aktivitas banyak dilakukan di dalam ruang, yang umumnya minim sirkulasi udara.
Di rumah tinggal, polusi udara disebabkan dari berbagai sumber, seperti cat dinding, pelapis furnitur, asap memasak, juga bakteri dan spora jamur. Kedua penyebab polusi udara yang terakhir sering terjadi di dapur.
Dapur sebagai area tempat memasak berpotensi menjadi lembap. Aktivitas memasak berkandungan air dan minyak tinggi semakin mempengaruhi buruknya kualitas udara di dapur. Jika kondisi ini yang terjadi, penyakit yang ditimbulkan dapat berupa alergi, gangguan pernapasan, hingga infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan kematian.
Karena itu, sangat penting sebuah dapur memiliki bukaan yang berguna untuk memutar udara dalam ruang, sehingga kelembapan udara tidak terlalu tinggi. Membuka jendela setiap pagi membuat cahaya matahari dapat masuk serta membuang udara di dalam ruang dan menggantikannya dengan udara baru.
Cara lain mengatasi udara lembap di dapuradalah dengan membuat void atau taman dalam (innercourtyard), sehingga udara dari dapur dapat langsung keluar ruang. Pilih tanaman seperti lidah mertua (Sansevieria sp.) yang memiliki daya serap terhadap zat benzena.
Pastikan pula dapur memiliki pengisap asap (cookerhood) yang memadai agar udara hasil memasak tidak menyebar ke seluruh ruang. Lebih baik jika pengisap asap yang dipilih dapat langsung menyalurkan udara ke luar rumah.
Sesekali, pantau kelembapan udara dengan hygrometer. Kelembapan udara yang stabil di dalam ruang berkisar 45%-65%. Segera atasi penyebabnya jika dapur terindikasi lembap.
Jika udara lembap di dapur hilang, seluruh keluarga pun lebih sehat, memasak pun lebih menyenangkan!
Foto: Dok. iDEA