Follow Us

Bikin Rumah Adem dengan Kaca Film

Febrina Syaifullana (@vinna_mooo) - Jumat, 06 September 2013 | 02:00
Bikin Rumah Adem dengan Kaca Film
Febrina Syaifullana (@vinna_mooo)

Bikin Rumah Adem dengan Kaca Film

Secara alamiah, arah perpindahan panas sebenarnya tak ubahnya seperti geliat air. Bedanya, jika air bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, panas berpindah dari lokasi bertemperatur tinggi ke tempat yang bertemperatur rendah (dingin). Hal ini berlangsung hingga temperatur atau suhunya dalam keadaan seimbang.

Cara berpindahnya panas ada tiga macam. Pertama, dengan cara konduksi, yaitu dengan merambat melalui material padat dan bersifat menghantar panas. Kedua, dengan cara konveksi, yakni berpindah melalui udara yang bergerak, contohnya udara panas dari api unggun. Ketiga, dengan cara radiasi, melalui gelombang elektromagnetik, semisal panas matahari yang jatuh ke Bumi.

Selain perpindahan panas, suhu di dalam rumah sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya, ada tidaknya insulasi, yakni material yang berfungsi sebagai pemisah atau pelindung. Kegunaan insulasi ini untuk menetralisir area yang diinsulasi dari gangguan panas atau bising, sehingga areal di bawah atau di sekitarnya terasa nyaman untuk ditinggali. Contoh sederhana dari insulasi ini adalah konstruksi langit-langit rumah kita. Biasanya ada ruang antara atap dan ruang di bawahnya. Atau penggunaan pelapis yang digunakan pada atap rumah, biasa digunakan pada atap-atap rumah model mutakhir (lazimnya terbuat dari alumunium foil).

Saat kemarau dan sinar Matahari terik, insulasi dapat mengurangi kegerahan penghuni rumah. Caranya, dengan mengurangi jumlah panas yang berpindah melalui struktur bangunan rumah ke dalam ruangan. Selain menetralisir panas, insulasi juga berfungsi meredam suara kala musim hujan tiba. Suara gemericik air ketika hujan deras misalnya, "terserap" lebih dulu oleh insulasi, sehingga tidak mengganggu telinga.

Rumah modern tak bisa lepas dari kaca sebagai penerang ruangan, namun masih memberi rasa aman penghuni rumah. Masalahnya, kaca bersifat menghantarkan panas sinar Matahari, yang tak bisa ditangkal dengan prinsip insulasi. Berdasarkan fakta tersebut, apakah kaca harus dimusuhi? Mestinya tidak, karena kaca tetap dipakai oleh para arsitek, selain demi alasan keindahan (desain), juga karena lebih mudah perawatannya (cukup dibersihkan dengan lap basah jika kotor).

Dipakainya kaca untuk bangunan gedung atau rumah, juga bertujuan memudahkan pengaturan sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan. Kaca dengan ketebalan dan jenis tertentu bisa mengurangi intensitas cahaya yang masuk. Satu contoh, jenis kaca yang banyak meneruskan sinar atau sering disebut kaca bening, cocok digunakan untuk perumahan yang berhawa dingin dan sejuk. Jadi, fungsi kaca bening ini untuk menghangatkan ruangan.

Kaca bening permukaannya bersih, rata dan bebas distorsi. Hampir sebagian besar sinar yang lewat akan diteruskan (90%). Tingkat ketebalan kaca bening mulai dari 2 mm - 19 mm. Untuk ketebalan 3 mm, sinar yang diteruskan sebesar 85%, dipantulkan 8%, sementara yang diserap 7%. Jika ketebalannya 8 mm, sinar yang diteruskan 75% saja, dipantulkan 7% dan yang diserap 14%.

Penggunaan kaca bening juga bisa disesuaikan dengan kondisi bangunan dan lingkungan sekitarnya. Termasuk disesuaikan pemilihan ketebalan kaca. Sehingga sebuah rumah bisa mendapatkan penyinaran yang optimal. Penyinaran menjadi penting, karena akan berpengaruh langsung pada sirkulasi atau pertukaran udara di dalam dan di luar rumah. Rumah yang sirkulasi udaranya baik akan membuat nyaman penghuninya.

Tetapi, kadang kaca bening masih dirasa kurang menyerap panas, meskipun ketebalannya sudah maksimal. Solusinya dengan menggunakan kaca berwarna (kaca gelap), yakni kaca yang diberi warna dengan menambahkan sedikit logam (contohnya kobalt, besi, silineum) pada saat produksinya. Kaca berwarna ini memiliki daya serap sinar matahari rata-rata 55%. Efeknya, suhu ruangan jauh lebih adem, beban kerja AC pun tidak terlalu berat. Selain itu, kemampuan kaca berwarna meneruskan cahayanya lebih rendah daripada kaca bening, sehingga ruangan di dalamnya tidak silau, meskipun di luar ruangan sedang terik. Makin tebal kaca warna ini, semakin gelap dan tingkat penyerapan panasnya juga semakin tinggi.

Misalnya untuk kaca warna dark blue, dengan ketebalan 3 mm, akan meneruskan panas 63%, memantulkan sinar 6% dan 31% diserap. Untuk ketebalan 6 mm, 43% sinarnya diteruskan, 5% dipantulkan, dan mampu menyerap 52% panas. Singkat kata, jika jendela kaca rumah kita semakin gelap, maka suhu ruangan akan semakin adem. Meski bicara soal harga, kaca berwarna tentu lebih mahal dibandingkan kaca bening. Karena kaca berwarna telah ditambahi unsur logam.

La, kalau sudah pasang kaca bening apa perlu diganti dengan kaca "gelap"? Tidak perlu repot-repot begitu. Kaca film bisa jadi solusinya. Tinggal plek, tempel, terus adem. Menurut Sulistian, marketing PT V-Kool Indo Lestari (distributor kaca film merek V-kool), kaca film yang dipakai untuk mobil memang kurang lebih sama dengan yang digunakan untuk gedung atau rumah.

Kelebihan pemakaian kaca film ini adalah membuat ruangan lebih adem, tapi tidak harus gelap. "Kecuali jika pelanggan menginginkan suasana lebih gelap, karena ruangannya silau terkena pancaran sinar matahari," ujarnya menjelaskan. Tinggal pilih rentang gelap-terangnya, mulai 30% - 60%, sesuai kebutuhan konsumen dan kondisi yang diinginkan.

Editor : Febrina Syaifullana (@vinna_mooo)

Latest