Bandung memiliki banyak taman yang tersebar baik di tengah maupun di sisi kotanya. Taman-taman di Bandung memiliki sisi historisnya sendiri. Salah satu taman kota yang memiliki sejarah penting di kota Bandung yaitu Taman Ganesha. Letaknya persis di selatan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) atau tepatnya di jalan Ganesha.
Taman Ganesha dapat diakses dari jalan Dago dengan belok kiri tepat di seberang Rumah Sakit St.Borromeus dan setelah Masjid Salman, akan terlihat taman ini meskipun agak tertutup oleh pedagang.
Tempat ini termasuk salah satu tempat yang cocok untuk dijadikan tempatrefreshingkarena taman ini dinaungi oleh banyak pepohonan rindang. Tanpa biaya masuk, fasilitas yang dimiliki taman ini cukup lengkap. Didukung pula oleh tersedianya bangku-bangku taman maupun pilihan kuliner yang beraneka ragam.
Letak Taman Ganesha yang strategis, yang dekat dengan Kebun Binatang Bandung serta kampus ITB, menjadikan banyak pengunjung kedua objek tersebut memilih untuk beristirahat di taman ini. Lokasi yang berdempetan dengan Masjid Salman memudahkan pengunjung yang ingin beribadah maupun mencari kamar kecil.
Di sekitar taman ini memang terasa sejuk dan rindang karena dikelilingi oleh pohon-pohon teduh nan tinggi. Terdapat sekitar 44 jenis tanaman di taman ini, mulai dari Ki Hujan hingga beberapa jenis tanaman teh. Pohon-pohon tinggi yang berada di taman ini juga berfungsi sebagai hunian bagi berbagai jenis burung, sehingga taman ini turut dikenal sebagai wahana konservasi.
Maka dari itu pintar-pintarlah menyimpan kendaraan di sekitar kawasan ini atau kendaraan anda akan mendapat "oleh-oleh" dari burung-burung tersebut. Untuk mengetahui apa saja jenis burung yang terdapat di sekitar taman ini, di tengah taman ada sebuah plang berisikan daftar nama-nama burung beserta gambarnya.
"Ijzermanpark"
Dibangun di sekitar tahun 1919, usia taman ini tidak jauh berbeda dari bangunan ITB atauTechnische Hoogeschool(THS) yang berada di poros utara taman ini. Pada awalnya taman ini memang dibangun sepaket dengan bangunanTechnische Hoogeschooltersebut.
Ya, taman ini pada awalnya memang sengaja dibangun sebagaitribute ataupenghargaan atasjasa seorang tuan J.W. Ijzerman, seorang karyawan perusahaan jawatan kereta api negara (staats spoorwegen) Hindia Belanda dalam pembangunan kampus THS. Beliau juga dikenal sebagai arsitek terkemuka, yang salah satu karyanya adalah bangunan stasiun kereta api Bandung.
Sejarah pembangunan taman ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah pembangunan kampus THS itu sendiri. Dahulu, atas perkembangan pembangunan di Hindia Belanda yang teramat pesat, kebutuhan akan tenaga arsitek maupun pendukungnya turut meningkat. Selama ini, Hindia Belanda mengimpor tenaga-tenaga arsitek tersebut dari negeri Belanda, khususnya lulusan sekolah tinggi politeknik Delft.
Kebutuhan tersebut terutama sangat dibutuhkan oleh kalangan swasta yang tengah semangat merintis bisnis di Hindia Belanda. Selain itu, para arsitek yang telah menetap di Hindia Belanda turut mengeluhkan kurangnya pengetahuan arsitek-arsitek didikan Belanda terhadap pengetahuan arsitektur lokal dan tropis, sehingga perlu dibangun suatu sekolah tekhnik di bumi nusantara ini.
Kalangan swasta ini, yang terdiri atas pengusaha-pengusaha di bidang perdagangan, industri, transportasi dan kebudayaan kemudian berinisiatif mewujudkan ide pembangunan suatu sekolah teknik tersebut, lantas didirikanlah "Koninklijk Instituut voor Hooger Technisch onderwijs in Nederlands-Indie" Lembaga Kerajaan untuk Perguruan tinggi dengan ketuanya Dr J.W. Ijzerman. Perkumpulan itu hingga awal tahun 1919 telah berhasil mengumpulkan dana hingga berjumlah tiga juta gulden untuk pembangunan THS.
Jadilah Taman ini yang pada awalnya bernama Ijzermanpark. Dahulu, Di pintu masuk utara taman ini, di titik yang sekarang dihuni oleh sebuah monumen berbentuk tiga buah rangka kubus, sempat berdiri patung dada tuan J.W. Ijzerman. Sekarang patung dada Dr. Ir. IJzerman ini disimpan di gedung Rektorat ITB.
Selain itu tidak banyak perubahan yang dialami taman ini, di belakang monumen tiga kubus tersebut anda masih bisa menemukan plakat-plakat yang menunjukan letak-letak gunung yang memunggungi kota Bandung dari arah selatan beserta tingginya. Di dalam taman pun masih ada kolam air mancur yang memang sedari dulu memang sudah ada di sana.
Wisata Kuda
Konon, perancang kampus THS yaitu Prof. Maclane Pont sengaja merancang kampus ini dengan gaya kota kampus di Amerika, dimana kampus berada dalam lingkungan yang nyaman dan sangat kondusif untuk belajar, untuk itulah dibangun taman-taman tempat mahasiswa bisa sekadar membaca buku atau berdiskusi membicarakan materi kuliah, seperti diakui oleh Topan dan Ferry (18) mahasiswa ITB.
"Ini 'kan namanya taman, harusnya rumputnya bisa buat tidur-tiduran. Tapi taman ini bisa jadi tempat alternatif untuk belajar." Fungsi ini masih dipertahankan Taman Ganesha hingga saat ini. Kini seiring dengan perkembangan zaman, seluruh area Taman Ganesha telah dilengkapi dengan saranawireles internet/hotspot. Anda dapat mengakses internet dimanapun di sisi taman ini.
Taman ini juga menjadi tepat yang cukup nyaman untuk menjadi tempat rekreasi keluarga, Dewasa ini komplek jalan Ganesha memang terkenal dengan "wisata naik kuda". Di sana banyak orang yang menyediakan kuda dan delman untuk dinaiki anak-anak maupun dewasa berkeliling.
Rute kuda atau delman itu biasanya sekitar Jalan Ganesha, Gelap Nyawang, dan Tamansari dengan harga yang bervariasi tergantung kemampuan menawar. Pilihan wisata inilah yang paling diminati di Taman Ganesha. Untuk anak kecil biasanya didampingi oleh si pemilik kuda. Tetapi bagi yang sudah bisa dan tidak ingin didampingi juga bisa. Bagi yang ingin berjalan-jalan bersama ada pula alternatif menyewa delman.
Banyak acara daneventjuga diselenggarakan di taman ini, seperti Festival Kuliner Taman Ganesha, Bebersih (Bersih-bersih) Taman Ganesha, dan masih banyak lagi. Beberapa komunitas juga sempat dan seringkali beraktivitas di Taman Ini, contohnya adalah Komunitas Taman Kota dan beberapa himpunan mahasiswa dari ITB.
Sepertihalnya dengan taman-taman lain di Kota Bandung, biasanya aktifitas di taman ini berakhir seiring dengan semakin gelapnya Kota Bandung. Segala macam kegiatan dihentikan di malam hari dan dimulai pagi hari keesokan harinya.
Sumber: intisari-online.com