Follow Us

Yuk! Bangun Rumah dengan Konsep Bangunan Hijau

Devi F. Yuliwardhani - Selasa, 11 Maret 2014 | 06:30
Yuk! Bangun Rumah dengan Konsep Bangunan Hijau
Devi F. Yuliwardhani

Yuk! Bangun Rumah dengan Konsep Bangunan Hijau

Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri yang terus berkembang dalam dunia arsitektur. Salah satunya yang sejalan dengan konsep bangunan hijau.

Konsep pembangunan arsitektur hijau ini menekankan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu sendiri.

Untuk rancangan desainnya, harus memperhatikan berapa banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan optimalisasi cahaya alami pada siang hari. Hal penting lainnya adalah membatasi lahan bangunan, layout sederhana, ruangan yang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan menggunakan material ramah lingkungan. Salah satunya dengan menjadikan atap bangunan sebagai taman atap yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).

Semakin maraknya konsep bangunan hijau membuat beberapa produsen juga telah membuat produk dengan inovasi baru. Meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan, dengan optimalkan bahan baku alternatif, dan menghemat penggunaan energi secara keseluruhan.

Tentunya bahan baku yang ramah lingkungan pada konsep bangunan hijau akan berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan bumi. Beragam inovasi teknologi proses produksi terus dikembangkan agar industri bahan baku tetap mampu bersahabat dengan alam. Industri bahan bangunan sangat berperan penting untuk menghasilkan bahan bangunan yang berkualitas sekaligus ramah lingkungan. Diantaranya, kerangka bangunan utama dan atap. Kini material kayu sudah mulai digantikan dengan material baja ringan.

Akibat isu penebangan liar, penebangan kayu hutan yang tak terkendali, penggunaan material bangunan berbahan kayu mulai berkurang. Hal tersebut merupakan wujud kepedulian dan keprihatinan, sehingga kini peran kayu digantikan oleh baja ringan dan alumunium.

Baja juga memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi.

Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan sejenis aluminium. Material ini memiliki keunggulan, diantaranya dapat didaur ulang, bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus material ini dapat mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).

Untuk bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

Sedangkan penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk desain yang inovatif. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi. Nah, tertarik untuk menerapkan konsep bangunan hijau sedari kini?

Sumber: kompas.com

Editor : Devi F. Yuliwardhani

Latest