Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Bangunan Paling Berhantu di Dunia, Ribuan Orang Meninggal Dunia

Alfa - Senin, 13 Agustus 2018 | 10:45
Lorong di bangunan di Poveglia, ssebuah pulau kecil yang terletak di antara Venesia dan Lido di Laguna Venesia, Italia utara yang pernah ditampilkan dalam episode Ghost Adventures
Ella Pellegrini

Lorong di bangunan di Poveglia, ssebuah pulau kecil yang terletak di antara Venesia dan Lido di Laguna Venesia, Italia utara yang pernah ditampilkan dalam episode Ghost Adventures

IDEAonline - Poveglia adalah sebuah pulau kecil yang terletak di antara Venesia dan Lido di Laguna Venesia, Italia utara.

Sebuah kanal kecil membagi pulau menjadi dua bagian yang terpisah.

Pulau dan bangunannya disebut sebagai tempat yang menakutkan karena adanya hantu dan roh orang yang meninggal dunia.

Kisahnya bermula saat pulau itu menjadi tempat karantina bagi kapal yang tiba di Venesia pada abad ke-18.

Sebuah wabah ditemukan di dua kapal.

Pulau itu disegel dan digunakan untuk menjamu orang-orang dengan penyakit menular, yang mengarah ke legenda orang-orang Venesia yang sakit parah yang menunggu untuk mati sebelum hantu mereka kembali menghantui pulau.

Baca juga : Museum James Bond di Puncak Gunung Austria, Jadi Bangunan Tertinggi

Pada tahun 1922, pulau itu menjadi rumah bagi rumah sakit jiwa di mana seorang dokter diduga melakukan eksperimen pada pasien dengan lobotomi kasar.

Dia kemudian melemparkan dirinya dari menara rumah sakit setelah mengklaim dia telah didorong gila oleh hantu.

Pulau ini telah ditampilkan di acara paranormal, Ghost Adventures dan Scariest Places on Earth.

Pulau ini juga ditampilkan dalam seri Alex Rider oleh Anthony Horowitz sebagai "Malagosto", pusat pelatihan pembunuh utama.

Baca juga : 5 Bangunan dengan Kisah Cinta Dibaliknya, Nomor 5 Ada di Indonesia

Hantu para pasien dan korban penyakit dikatakan menghantui pulau dan bangunannya.

Suara dan jeritan sering terdengar, dan pengunjung telah melaporkan melihat bayangan gelap dan sekilas.

Banyak pengunjung mengatakan mereka mulai merasakan perasaan jahat setelah mereka menginjak pulau itu.

Pulau ini benar-benar ditinggalkan penduduk setempat yang tidak mau menginjakkan kaki di pulau karena takut dikutuk.

Nelayan juga menolak memancing di daerah itu, khawatir bahwa mereka akan menyeret sisa-sisa manusia.

Baca juga : Sedang Membangun Rumah? Percepat Pembangunannya dengan 3 Material Ini!

Kondisi bagian dinding di bangunan Poveglia
Ella Pellegrini

Kondisi bagian dinding di bangunan Poveglia

Pada tahun 1776 bangunan dan pulau diambil alih oleh Sekutu Magistrato (Kantor Kesehatan Masyarakat) sebagai stasiun karantina untuk barang yang bergerak dari Laut Adriatik ke Laguna Venesia.

Dikutip dari news.com.au, bangunan Poveglia tampak tak terawat.

Cahaya masih menerangi kamar-kamar berukuran.

Menara lonceng, yang dibuat dari bata, berdiri dengan megah di atas lokasi termasuk bekas rumah sakit, suaka, penjara, dan kapel kecil.

Kegelapan mengisi celah-celah bangunan dan koridor-koridor yang dulunya adalah rumah sakit.

Tidak ada lampu yang menerangi.

Baca juga : Arsitektur Hijau, Meminimalisir Penggunaan Energi Bumi Pada Bangunan

Kondisi kayu kusen yang beberapa sudah rapuh
Ella Pellegrini

Kondisi kayu kusen yang beberapa sudah rapuh

Pulau dan bangunan ini dipenuhi sisa-sisa pendudukan manusia dari banyak generasi.

Jendela kayu tua jatuh dari engsel kuno justru menjadi media tanaman merambat dengan batang atau batang seukuran lengan orang dewasa.

Atao bangunan telah runtuh, sebagian mengenai langit-langit plafon gaya sehingga membuatnya rusak.

Di beberapa kamar, terlihat besi cor yang dipakai sebagai dasar temat duduk dan ranjang yang semuanya terlihat berkarat.

Sebuah lukisan berada di langit-langit bangunan terlihat mengelupas.

Tirai partisi pun bergoyang saat tertiup angin hingga terdengar suara merpati.

Baca juga : Ridwan Kamil Ubah Pendopo Bandung Dari Horor Hingga Jadi Nyaman!

Ruang tangga dengan anak tangga yang masih kokoh berdiri
Ella Pellegrini

Ruang tangga dengan anak tangga yang masih kokoh berdiri

Perancah didirikan di dalam bangunan untuk melestarikan dan menjaaga struktur bangunan aga tetap kuat.

Saat berada di dalam, pengunjung akan mengalami sesak di beberapa bagian karena bau dan hawa lembab.

Bangunan yang masih ada dan dipertahankan di pulau ini di antaranya adalah cavana, gereja, rumah sakit, suaka, menara lonceng dan perumahan serta bangunan administrasi untuk pegawai.

Menara lonceng adalah struktur yang paling terlihat di pulau, dan tanggal kembali ke abad ke-12.

Menara ini milik gereja San Vitale, yang dihancurkan pada tahun 1806 dan digunakan kembali sebagai mercusuar.

Baca juga : Ice Cream World, Museum Selfie Terbaru di Jatim Park 3 Malang

Ranjang tidur yang dipakai pasien yang terkena wabah.
Ella Pellegrini

Ranjang tidur yang dipakai pasien yang terkena wabah.

Sebuah jembatan menghubungkan pulau tempat bangunan berdiri dengan pulau kecil yang isisnya pohon dan ladang.

Benteng segi delapan berada di pulau ketiga yang terpisah, di samping pulau dengan bangunan-bangunannya, tetapi tidak terhubung dengannya.

Benteng itu sendiri saat ini hanya terdiri dari benteng tanah yang dihadapi di luar dengan batu bata.

Pulau ini mengandung satu atau lebih lubang wabah.

Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa 100.000 orang meninggal di pulau itu selama berabad-abad. (*)

Baca juga : Viral dengan Warna Kuningnya, Ini Dapur Milik @Rumahkuningnyasachilla

Sebuah jembatan menghubungkan pulau tempat bangunan berdiri dengan pulau kecil yang isisnya pohon dan ladang.
Ella Pellegrini

Sebuah jembatan menghubungkan pulau tempat bangunan berdiri dengan pulau kecil yang isisnya pohon dan ladang.

Editor : iDEA





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular