Ketika masalah tersebut semakin parah, pemiliknya memilih pergi ke luar negeri dan tidak meninggalkan dokumentasi apa pun terkait bangunan tersebut.
Akhirnya, rumah sakit jiwa ini pun ditutup untuk umum dan dibiarkan terbengkalai hingga lebih dari 20 tahun.
Namun, meskipun gerbang Gonjiam tertutup rapat, para penikmat petualangan mengatakan, dengan beberapa usaha, kita bisa masuk ke dalam bangunan rumah sakit.
![Salah satu kamar pasien di Gonjiam.](https://cdn.grid.id/photo/noimg.png)
Salah satu kamar pasien di Gonjiam.
Setelah itu, ikuti jalan kecil yang mengarahkan kita ke bangunan utama Gonjiam.
Melalui cara tersebut, banyak orang yang akhirnya bisa masuk ke sana.
![Kasur, sofa, dan beberapa barang lainnya ditinggalkan di rumah sakit jiwa ini.](https://cdn.grid.id/photo/noimg.png)
Kasur, sofa, dan beberapa barang lainnya ditinggalkan di rumah sakit jiwa ini.
Jika Anda berniat berkunjung ke sana, pelajari dengan baik rutenya karena para penduduk lokal tidak akan memberi tahu lokasiGonjiam.
Mereka cenderung diam ketika ditanya, bahkan terkadang membohongi pengunjung dengan memberikan alamat yang salah. Tidak jelas mengapa para warga melakukan hal tersebut.
Rumah sakit jiwaGonjiamdulunya merupakan rumah bagi para pengidap penyakit mental seperti skizofrenia dan gangguan kepribadian. Banyak pasien yang melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain di sana.
Para pengunjungGonjiammengatakan, mereka selalu merinding saat berjalan di bangunan ini.(*)