Follow Us

Mengenal Konsep Ekspos Material, Ini Syarat yang Harus Dilakukan

Johanna Erly Widyartanti - Jumat, 28 September 2018 | 12:30
Semen ekspos diaplikasikan oleh arsitek Grace Lisa  Susanto di kediaman yang berlokasi di Buaran Jakarta Timur ini untuk memberi kesan alami, sederhana, dan apa adanya.
Johanna Erly Widyartanti

Semen ekspos diaplikasikan oleh arsitek Grace Lisa Susanto di kediaman yang berlokasi di Buaran Jakarta Timur ini untuk memberi kesan alami, sederhana, dan apa adanya.

IDEAOnline - Bukan baru sekarang konsep material ekspos dikenal.

Apa menariknya konsep ini dan bagaimana siasat dan konsekuensi yang mesti dipenuhi dalam pengaplikasiannya kini?

Tak hanya di area publik seperti resto, café, dan perkantoran, konsep ekspos material banyak diaplikasikan di rumah tinggal.

Konsep ini tak hanya diaplikasikan pada elemen bangunan dinding, lantai, atau plafon, tapi juga pada pengisi interior seperti furnitur, aksesori, dan dekorasi ruang.

kamar unfinished
Neroandme

kamar unfinished

Novriansyah Yakub dari biro arsitek Riri, konsep material ekspos memberi kesan unik karena tampilannya yang terkesan belum jadi.

Konsep ini juga memberi sentuhan alami dan terlihat lebih berkarakter.

Penerapan konsep ini dianggap membuat proses pembangunan lebih cepat dan lebih hemat karena seolah tak ada kewajiban harus membuat finishing, meski pada kenyataannya tetap ada beberapa bagian material tertentu yang harus diberi finishing.

Baca Juga : Cara Merawat Material Alami Agar Awet

Sigit Kusumawijaya, dari SIG_architect, memaknai konsep ekspos material sebagai penngaplikasian finishing material agar terlihat seperti belum selesai (belum jadi).

“Bisa jadi memang konsep impresi yang diinginkan adalah seperti terlihat belum jadi/selesai,“ lanjutnya.

Material yang digunakan biasanya adalah material yang tidak di-finish atau mungkin di-finish tapi tidak terlalu rapi sehingga terlihat masih mentah.

Biasanya memang dikhususkan untuk bangunan -bangunan agar terlihat lebih natural/alami sehingga terlihat apa adanya.

Perwujudannya, menurut Sigit, bisa bermacam-macam. Misalnya, sebuah dinding hanya memperlihatkan bata tanpa dicat atau tanpa acian semen.

kamar unfinished
Keri Brown Homes

kamar unfinished

Atau juga dinding hanya menggunakan acian semen, tanpa dicat.

Besi/ baja yang dibiarkan tampil dengan warna asli besi dan bahkan dibiarkan berkarat, kemudian hanya dilapisi coating supaya karatnya tidak bertambah.

Cosmas D. Gozali, dari Atelier Cosmas Gozali, mengungkapkan bahwa konsep material ekspos sudah ada sejak zaman dulu.

Saat itu konsep ini lahir sebagai respon dari perkembangan teknologi pada saat itu di mana muncul material-material baru hasil industrialisasi.

Hal ini memunculkan ide baru bagi para arsitek pada masa masa itu, seperti Le Corbusier, yang membuat bangunan dengan batuan ekspos.

Kualitas yang sangat baik dan tampilan yang berbeda dari material-material baru itu memberi ide bagi arsitek untuk menampilkannya secara apa adanya dalam bangunan.

Sebuah konsep yang menampilkan kejujuran material di mana material ditampilkan tanpa harus dilapisi material lainnya.

Baca Juga : Dinding Semen Ekspos Retak? Perhatikan Hal Ini Yuk untuk Mencegah dan Memperbaikinya!

Bata ekspos tampil apa adanya dengan bentuknya yang tidak presisi memberi kesan alami.
dok. littleliberty1

Bata ekspos tampil apa adanya dengan bentuknya yang tidak presisi memberi kesan alami.

Sekarang banyak sekali kusen-kusen jendela berbahan aluminium tapi kelihatan seperti kayu.

Beton, kayu, batu bata, semuanya sudah ada tiruannya dalam rupa material baru yang sangat mudah pengaplikasiannya dan tentu karena itu merupakan hasil industri, perawatannya pun akan lebiih mudah.

“Memang kita harus tetap waspada, bahwa produk-produk baru hasil industri ini jangan sampai menimbulkan limbah-limbah yang merusak alam.

Selama itu bisa dicapai, tidak ada salahnya kita gunakan,“ ujar Cosmas.

Dinding semen ekspos dan plafon kayu tampil apa adanya memberi suasana adem.
dok. home-designing.com

Dinding semen ekspos dan plafon kayu tampil apa adanya memberi suasana adem.

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest