Laporan wartawan IDEA, Rebi
IDEAonline - Kondisi bencana seperti gempa yang dialami Lombok, dapat membuat rontoknya bangunan hunian, pemerintahan ataupun prasarana publik.
Hal ini membuat lumpuh aktivitas masyarakat, sehingga tidak mampu melakukan aktivitas secara normal.
Ketidakpercayaan terhadap bangunan yang seharusnya melindungi, membuat masyarakat memilih untuk berdiam diri bersama di area yang mereka percaya aman.
Shelter atau naungan adalah salah satu kosakata dalam arsitektur yang bisa menjawab kondisi saat ini.
Baca Juga : 2 Cagar Budaya Utuh Setelah Gempa Palu, Salah Satunya Makam Penyiar Agama Islam
Ikatan Alumni Arsitektur FTUI (ILUNIArsUI) dan Ikatan Alumni UI (ILUNI) melakukan sebuah riset khusus dengan hadir langsung di lokasi bencana.
Hasil riset khusus tersebut adalah ANTARA yang merupakan naungan sementara berupa hunian dengan modul rangka 2.5 x 4.95 m.
ANTARA berbahan material besi 5x5 cm tebal 1.8 mm dengan join plat besi , dinding multipleks 15 mm dengan modul bidang sebagai pintu, jendela ataupun dindlng itu sendiri, dan atap plat metal tekuk 0.3 mm dengan reng besi 4x4 cm tebal 1.4 mm.
Yang menjadi fokus utama ANTARA adalah memberikan material kuat yang tahan gempa untuk menumbuh kembangkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap bangunan sebagai naungan mereka berlindung.
Baca Juga : Gempa Guncang Lombok, Simak 3 Prinsip Membangun Rumah Tahan Gempa
Pemilihan material yang tahan lama dan ringan menjadi pertimbangan utama.