IDEAonline - Kampanye hidup lebih "hijau" dan dekat dengan alam senantiasa digalakkan di segala bidang, tak terkecuali bidang arsitektur.
Fakta menyebutkan bahwa bangunan menghabiskan begitu banyak energi bumi, seperti air, listrik, hingga bahan-bahan mentah.
Hal ini mendorong para arsitek untuk mengembangkan konsep green architecture (arsitektur hijau).
Arsitektur hijau adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan sehat untuk penghuninya.
Baca Juga : Desain Dapur Outdoor Buat Rumah Mungil Ini Bikin Sirkulasi Udara Jadi Lancar!
Salah satunya dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Ada beberapa poin penting dalam arsitektur hijau. Pertama, pengoperasian bangunan harus mampu meminimalkan bahan bakar atau tenaga listik.
Desain bangunan juga harus disesuaikan berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita dan sumber energi yang ada.
Pastikan juga kita bisa mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam terbarukan dan penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
Baca Juga : Intip 4 Furnitur Hitam yang Mendominasi di Design Week Mexico 2018
Pembangunan juga diharapkan tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan dan hasilnya tidak merusak kondisi tapak aslinya.
Terakhir, pastikan untuk memerhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
Istilah arsitektur hijau kemudian berkembang ke berbagai istilah penting seperti pembangunan yang berkelanjutan atau yang dikenal dengan sustainable development .
Istilah ini dipopulerkan pada tahun 1987 oleh Perdana Menteri norwegia, Bruntland.(*)