IDEAonline -Nabi pernah bersabda, salat yang dikerjakan secara berjamaah nikmatnya berkali lipat daripada dilakukan sendiri.
Bagi kaum muslim, inilah yang menjadi dasar perlunya musala atau musholla di rumah.
Kehadiran musala di rumah kerap dianggap penting karena ritual salat bisa dilakukan sendiri dan di mana saja, misalnya di kamar tidur.
Namun, jika kita mengerti bahwa salat berjamaah jauh lebih baik daripada salat sendirian, adanya musala menjadi penting.
Untuk menampung sejumlah orang, tak mungkin kita salat di kamar salah satu anggota keluarga. Kita butuh satu ruang yang disebut musala.
Hal ini bukan peraturan yang baku, Nangkula Utaberta (staf pengajar jurusan Arsitektur UI) lebih senang menyatukan fungsi musholla di ruang serbaguna.
Menurutnya, “Pada rumah yang ukurannya terbatas, saya menyarankan untuk punya ruang multifungsi.
Jadi, ruang ini bisa dipakai untuk berkegiatan yang lain.
Tentu ini harus dirancang sejak awal sehingga pergantian fungsi ruang bisa cepat dilakukan tanpa harus memindahkan barang.

:quality(100)/photo/2020/05/01/185005844.jpg)
Musola di rumah
Lebih Dekat Dengan Keluarga
Istilah musala atau musholla itu sendiri berarti tempat yang sering dipakai untuk salat.
Sebagai tempat kegiatan salat berjamaah, maka ruang musala harus bisa menampung sejumlah orang (untuk di rumah cukup untuk sekeluarga, 3—5 orang).
Paling tidak, di dalammushollaini keluarga inti bisa menjalankan salat bersama-sama.
Baca Juga: Berbagi IDEA Wujudkan Teras Ideal, 5 Faktor Ini Jangan Dilupa!
Salat yang dilakukan secara bersama-sama di musala ini tidak hanya mendatangkan pahala berlimpah tapi juga kenikmatan yang dirasakan setiap anggota keluarga.
Bayangkan, bila tiap individu selalu sibuk dengan urusan masing-masing, namun ketika waktu salat tiba, seluruh anggota keluarga dapat berkumpul, saling menyapa, berdoa bersama, dan saling bermaafan seusai salat.
Kebersamaan ini bisa didapat di musala.
Posisi Terbaik untukMusholla
Tidak ada aturan meletakkan musala sebab di tempat mana pun bisa digunakan untuk salat.
Syarat tempat yang layak untuk salat sangat sederhana, yaitu bersih dari najis/kotoran dan bukan tempat pemakaman/menghadap ke makam.
Meski demikian, ada semacam rasa risih bila tempat sujud kita menghadap ke tempat yang dianggap kotor, seperti toilet. Ini sebenarnya hanya masalah psikologis saja.
Menurut Wijoyo Hendromartono(arsite) peletakan musholla tergantung dari kebutuhan pemilik rumah.
Misalnya, untuk memudahkan salat saat malam/subuh, maka musala berada dekat dengan ruang-ruang tidur.
Baca Juga: Hijau Memang Warna yang Paling Cocok di Musholla, Apa Benar? Ini Alasannya!
Baca Juga: Taman Kering Unik Ringankan Fasad Rumah yang Posisinya ‘Tusuk Sate’
Adhi Moersjid (arsitek) berpendapat,mushollasebaiknya berada di area publik, seperti dekat dengan ruang tamu.
Ia sendiri secara pribadi berkeinginan, jika ia membangunmusholladi dalam rumah, ia akan meletakkannya tak jauh dari ruang tamu.
“Supaya saya bisa leluasa mengajak tamu-tamu saya salat berjamaah ketika telah tiba waktunya,” jelasnya.
Ia malah bercita-cita punya musala di halaman rumah agar tetangga mau berdatangan untuk salat bersama-sama.
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 96
(*)