Jangan Telat! Segera ke Dokter jika Alami Ini saat Isolasi Mandiri

Kamis, 18 Februari 2021 | 15:30
Kompas.com

Ilustrasi-Isolasi mandiri atau isoman di rumah, perlu ventilasi rumah yang baik.

IDEAOnline-Banyak pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau OTG yang sembuh setelah melakukan isolasi mandiri di rumah.

Namun, ada juga yang akhirnya harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut karena kondisinya memburuk.

Tak jarang, seseorang datang ke rumah sakit setelah keadaannya sangat buruk dan bisa berakibat fatal.

Namun, bagaimanakah pasien isolasi mandiri atau keluarga pasien bisa mengetahui kapan saat yang tepat harus mendapat perawatan lebih serius?

Pasien isolasi mandiri, selain wajib mellakukan beberapa aturan, juga tetap perlu menjalani pemeriksaan kesehatan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Betang Pambelum Palakaraya, dr. Alex Ranuseto, Sp.PD mengatakan pemeriksaan rutin pada pasien isolasi mandiri, dilakukan oleh FKTP terdekat, seperti Puskesmas.

"Atau poli Covid suatu rumah sakit tempat pasien cek atau yang menegakkan diagnosa Covid-19," kata dr Alex.

Metode yang dilakukan dokter, kata dr Alex, yakni pemeriksaan melalui video call.

Melalui telemedicine atau pemeriksaan secara daring, dokter akan menanyakan keluhan yang dirasakan pasien setiap harinya.

Terutama keluhan seperti badan panas, demam, berapa suhunya, baik pengukuran suhu pada pagi maupun sore hari.

Selain itu, menanyakan keluhan sesak napas, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Terlanjur Batalkan Acara Walau Sudah Setengah Jalan, Rumah Ayu Ting-ting Tetap Kedatangan Daging Sapi 900 Kg

Baca Juga: Ini Pentingnya Oximeter bagi Pasien Covid-19 yang Isoman di Rumah

Kompas.com
Kompas.com

Ilustrasi-Isoman atau isolasi mandiri di rumah, minimalisasi berbagi ruang.

"Apabila punya alat saturasi oksigen (pulse oximeter), maka kita bisa tanya berapa saturasi oksigen pasien per hari, sehingga kita bisa mengetahui progres dari pasien," jelas dr Alex. Dr Alex mengingatkan beberapa hal yang perlu diketahui pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah, di antaranya sebagai berikut.

Kontrol ke dokter apabila keluhan ringan bertambah berat dengan terapi yang ada.

Misalnya, kata dr Alex, seperti suhu tubuh naik-turun selama tiga hari setelah isolasi mandiri, atau mulai mengeluhkan sesak napas, napas pendek dan dangkal, serta batuk yang semakin berat.

"Saat isolasi mandiri disarankan (pasien Covid-19) memiliki alat pengukur suhu dan oximeter," imbuh dr Alex.

Baca Juga: Faktanya Sampai Menangis Tiga Hari di Pojokan Kamar Mandi, Luna Maya Sempat Berbohong Soal Perasaanya Usai Putus dari Ariel: Dengar Laraku, Separuh Aku Dirimu!

Baca Juga: Isolasi Mandiri karena Covid-19, Ini 2 Cara Deteksi Dini Happy Hypoxia

Kompas.com
Kompas.com

Ilustrasi-Perabot pasien Covid-19 yang isolasi mandiri atau isoman, dipisahkan.

Lebih lanjut dr Alex mengatakan pasien yang melakukan isolasi mandiri tidak perlu pemeriksaan medis lagi.

Sebab, pasien isolasi mandiri hanya memiliki keluhan ringan.

"Kecuali setelah melewati hari kesepuluh, pasien muncul keluhan, ya, harus dilakukan pemeriksaan lagi sesuai arahan diagnosanya," imbuh dr Alex.

Misalnya, saat pasien masih mengeluh sesak, maka perlu untuk melakukan pemeriksaan thorax.

Jika mengeluh demam, maka dapat dilakukan cek darah lengkap dan thorax, serta pemeriksaan lain yang diperlukan bergantung pada keluhannya.

"Untuk swab PCR konfirmasi pada pasien Covid-19 isolasi mandiri, tidak dianjurkan lagi. Kecuali untuk mereka yang akan kembali bekerja dan diharuskan oleh perusahaan tempatnya bekerja," jelas dr Alex. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Saja Pemeriksaan yang Diperlukan untuk Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri?

#BerbagiIDEA

Tag

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber kompas