Untung Rugi Investasi Lahan dan Tips Membeli Tanah agar Bebas Masalah

Kamis, 29 April 2021 | 18:14
jaya-pc

Setiap investasi ada risikonya termasuk investasi tanah.

IDEAOnline-Dari sekian banyak pilihan, mau investasiyang mana? Mending beli tanah atau rumah, harus dipikirkan dengan cermat.

Jika berminat pada lahan kosong (tanah), kriteria apa yang kamu pakai dan mesti dibiarkan kosong atau didirikan bangunan?

Setiap orang pasti mengharapkan tingkat pengembalian (return).

Namun faktanya,returndapat menjadi positif alias untung atau kemungkinan menjadi negatif alias rugi.

Berikut beberapa gambaran yang bisa menjadi bekal sebelum Idea Lovers memutuskan membeli tanah (lahan)untuk berinvestasi.

Baca Juga: Bulan Ramadan Saatnya Menata Ulang, Pikirkan 5 Hal ini Sebelum Memilih Furnitur di Rumah Mungil

Baca Juga: Tak Perlu Panggil Tukang, Ternyata Lantai Parket yang Kusam Bisa Dibersihkan dengan Trik Ini!

Dikutip dari buku Taufik Gumulya, CFP, Perencana Keuangan pada TGRM Financial Planning Services, berikut plus minus berinvestasi rumah maupun lahan/tanah.

Baca Juga: Rumah Investasimu Tak Ditinggali? Lakukan Ini jika Tak Ingin Merugi

Baca Juga: Kepoin Yuk 5 Home Appliances Baru Berinovasi IoT, Canggih dan Estetis

Cermati.com

Jangan mudah tergiur iklan harga tanah yang terkesan murah.

Dengan berbagai keuntungan inilah, investasi tanah cukup banyak diminati.

Namun, banyaknya kasus penipuan, menuntut kamu haris berhat-hati saat membeli tanah karena seberapapun keuntungan, setiap investasi selalu dibayangi risiko.

Kamu harus berhati-hati karena jika tanah yang dibeli ternyata bersengketa atau bermasalah tentang kepemilikannya, ini akan merepotkan pada kemudian hari.

Termasuk jika sertifikatnya tidak sah atau tanah terbengkalai yang kemudian diduduki oleh orang-orang tak bertanggung jawab.

Berikut ini, beberapa hal yang perlu Idea Lovers perhatikan saat akan membeli tanah.

1. Cari lokasi strstegis

Strategis, tidak harus selalu di pinggir jalan raya, yang penting jangan terlalu jauh dari jalur utama.

Termasuk tidak begitu jauh dari permukiman, perkantoran, serta pusat bisnis dan jasa.

Hindari membeli tanah di tepi sungai besar karena bisa terancam abrasi.

Jangan pula membeli yang dekat jalur listrik bertekanan tinggi (SUTET) atau pom bensin.

Waspadai juga area yang rawan tanah bergerak atau banjir.

Tanah yang dulunya adalah rawa juga berpotensi kebanjiran.

Tanah yang berlokasi di pinggir jalan juga berisiko berkurang jika terjadi pelebaran jalan.

Jadi, kamu perlu mengetahui kontur tanah dan potensi nilai jual ke depannya.

Lokasi strategis memang menentukan nilai tanah.

Semakin bagus lokasinya, harga tanah pasti semakin tinggi. Nilainya juga akan meningkat pesat.

Baca Juga: Bulan Ramadan Saatnya Menata Ulang, Pikirkan 5 Hal ini Sebelum Memilih Furnitur di Rumah Mungil

Baca Juga: Beli Rumah Baru untuk Investasi, 6 Hal yang Harus Dipertimbangkan

2. Bandingkan harga

Jangan mudah tergiur iklan harga tanah yang berkesan murah.

Sebaiknya jangan buru-buru membelinya.

Selain wajib mencermati lokasi, kamu perlu mempelajari dan membandingkan harga tanah yang diiklankan dengan tanah lainnya.

Lakukan survei lokasi dan harga untuk membandingkan antara area tanah yang satu dengan yang lainnya yang memiliki kondisi serupa.

Hal ini agar terhindar juga dari penipuan saat membeli tanah.

3. Periksa surat tanah

Periksalah sertifikat tanah, cermati perpindahan tangannya.

Salah satu caranya dengan meminta SKPT (Surat Keterangan Pendaftaran Tanah) di kantor kelurahan setempat.

Kamu perlu memerhatikan nama pemegang hak atas tanah, membandingkan luas tanah pada sertifikat dengan aslinya, kondisi tanah (misalnya tanah pekarangan atau sawah), dan cermati tahun pembuatan akta tanah.

4. Pemeriksaan PPAT

Mintalah bantuan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) untuk mengecek legalnya sertifikat tanah.

PPAT akan membantu memeriksa sertifikat tanah pada Badan Pertanahan nasional (BPN) untuk memastikan bahwa tanah tersebut tidak bermasalah atau tidak dalam sengketa.

Jika sertifikat tanah bermasalah, PPAT akan menolak Akta Jual Beli (AJB) tanah.

Baca Juga: Enggak Perlu Pusing-pusing, Begini Cara Penempatan Furnitur di Ruang Keluarga saat Bulan Puasa

Baca Juga: Investasi Properti di Masa Resesi, Apa Kiat dan Keuntungannya?

5. Pembuatan AJB

Setelah sertifikat tanah dinyatakan tidak bermasalah, maka akan dibuat AJB dengan sejumlah syarat.

Di antaranya, surat pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan selama lima tahun terakhir, sertifikat tanah, dan surat izin mendirikan bangunan.

6. Proses balik nama

Segera lakukan proses balik nama setelah pembelian tanah disepakati.

Jika kamu menundanya, akan muncul biaya lain akibat jual beli tanah yang menjadi tanggungan pembeli. Contohnya, biaya balik nama di PPAT.

Ada sejumlah persyaratan atau berkas yang perlu kamu lengkapi untuk proses balik nama.

Di antaranya, surat permohonan balik nama yang ditandatangani pembeli, AJB, sertifikat tanah, KTP pembeli dan penjual tanah, serta bukti pelunasan pembayaran PPh dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB).

Disarankan jangan membayar harga tanah jika persyaratan untuk balik nama belum lengkap.

Kamu perlu memastikan seluruh berkas persyaratan telah lengkap agar proses balik nama lancar.

Bila pembelian tanah dengan cara diangsur, kamu harus memastikan bahwa penjualnya telah kamu kenal dan beritikad baik.

Baca Juga: Keuntungan Investasi Properti Dibanding Emas dan Saham dan Cara Mengoptimalkan

#BerbagiIDEA

Tag

Editor : Maulina Kadiranti