Berkebun Hidroponik bisa Jadi Ladang Bisnis, Ini Cara Memulainya!

Jumat, 18 Juni 2021 | 21:02
haibunda

Ilustrasi berkebun sayur hidroponik. Bisa dilakukan di lahan sempit.

IDEAOnline-Selain memenuhi kebutuhan rumah tangga, berkebun secara hidroponik juga bisa berkembang sebagai ladang bisnis keluarga.

Tak salah bila mengusahakan sayuran di lahan pekarangan jadi salah satu cara menambah pendapatan.

Menganalisa usaha sayuran hasil berkebun hidroponik sedikit sulit lantaran setiap jenis tanaman memiliki masa pertumbuhan dan waktu pemanenan tak sama.

Baca Juga: Begini Desain Cove Hillcrest, Co-Living untuk Mahasiwa di Lippo Karawaci, Berpa Harga Sewanya?

Baca Juga: Perlukah Greenhouse untuk Berkebun Hidroponik? Ini Penjelasannya!

Apalagi, modal awalnya tergantung pula pada rangkaian instalansi hidroponik yang diterapkan.

Yang pasti untuk menganalisanya, kamu harus pertimbangan beberapa faktor ini.

  • Investasi: berapa banyak investasi yang sudah kamu keluarkan. Contoh dalam biaya ini adalah: biaya pembuatan naungan, pembutan saluran irigasi, dan pembelian peralatan. Masukkan juga biaya lahan, jika lahan bukan milik sendiri tetapi menyewa.
  • Biaya produksi: semua biaya yang dikeluarkan selama proses penanaman: tagihan listrik, pembelian benih, media tanam, pestisida, pupuk, dll.
  • Perhatikan masa panen setiap jenis sayuran
  • Pantau harga sayuran yang ditanam.

Biaya benih, pupuk, pestisida menjadi faktor yang harus dihitung cermat dalam usaha hiroponik.

Trik Sukses Pemasaran

Baca Juga: Nyawa Jadi Taruhan, Bapak-bapak Wajib Tahu Perbedaan 6 Jenis Gergaji yang Ada di Toko, Ada yang Bisa Memotong Logam!

Baca Juga: Inilah 9 Alasan yang Bikin Kamu Memilih Berkebun secara Hidroponik

Langkah awal, cobalah tawarkan produk kamu ke rekan kerja, tetangga, kerabat atau door to door. Lebih gampang jika kamu memiliki relasi yang gemar mengkonsumsi sayuran organik. Atau, ‘berpromosi’ di pusat-pusat kebugaran juga bisa dicoba.

Tapi ingat, di awal jangan menjual harga sesuai supermarket, berilah harga di bawah harga pasar. Sebaiknya, kamu tak menjadikan pasar tradisional sebagai prioritas tujuan lantaran kisaran harga jualnya yang terlalu rendah.

Setelah produk dikenal dan banyak peminatnya, barulah kamu dapat menyesuaikan harga dengan pasar secara bertahap.

Kalau bisa, variasikan produk yang dijual sehingga pembeli disuguhi banyak pilihan, lebih tertarik, dan kelak jadi pelanggan tetap.

Dikemas Agar Lebih ’Wah’

Masalah dengan luasan usaha dan modal kecil, biasanya laba yang diperoleh juga tak terlalu banyak.

Nah, untuk melambungkan laba, kamu mesti meningkatkan performa produk. Dengan penyortiran, pencucian, dan pengemasan yang lebih baik, sayuran bisa diterima di pasar dengan harga di atas rata-rata.

haibunda

Perhatikan masa panen setiap jenis sayuran yang ditanam secara hidroponik.

Sayur yang dipilih adalah jenis produk sesuai dengan standar mutu yang telah disepakati. Setelah panen, sayuran dibersihkan dari kotoran dan disortir kembali.

Baca Juga: Hati-hati Bikin Nyaman, Ruang Kerja atau Ruang Belajar di Rumah Nyatanya Memang Dicari Saat Pandemi, Begini 4 Desain yang Pasti Dibutuhkan!

Baca Juga: Paling Mudah! Cara Menanam Hidroponik Substrat dengan Sistem Tetes

Dedaunan yang patah, kuning, atau berlubang-lubang dibuang.

Setelah itu, sayuaran dapat dikemas atau diikat sesuai permintaan.

Pada kemasan, kamu dapat mencantumkan label dan alamat sebagai salah satu trik promosi.

Jika produk belum laku terjual, dapat juga disimpan dalam pendingin dengan temperatur optimal sesuai dengan daya simpan (shelf life).

Biasanya, sayuran daun seperti seledri, lettuce, selada, kol, dan pakcoy disimpan di pendingin bertemperatur 4-7 °C.

Sedangkan sayuran buah semisal tomat, paprika, dan cabai ditempatkan pada temperatur 7-10 °C.

Nah Idea Lovers, mau coba berbisnis dari hidroponik?

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Maulina Kadiranti