IDEAOnline-Berbagi insentif yang dikeluarkan pemerintah untuk mpembelian properti terbukti menggairahkan aktivitas sektor perumahan. Kaum milenial adalah yang terbanyak memanfaatkannya.
Kemenkeu Mencatat Akselerasi KPR & KPA, Inilah Properti yang Dicari Pembeli Properti Generasi Selanjutnya
Di kala pandemi yang masih berlangsung, pemerintah menjadikan sektor perumahan sebagai salah satu prioritas untuk dipulihkan karena efek multiplier yang sangat tinggi terhadap sektor lainnya.
Beragam insentif dikeluarkan pemerintah untuk menggairahkan kembali sektor ini dan progresnya mulai terlihat.
Dilansir dari situs Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia (RI), stimulus pajak berupa fasilitas Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) atas properti yang digaungkan melalui Peraturan Menteri Keuangan nomor 103/PMK.010/2021, diperpanjang hingga Desember 2021.
Fasilitas ini diberikan untuk penyerahan rumah tapak baru dan unit hunian rumah susun baru.
Insentif diskon pajak berupa fasilitas PPN DTP diberikan 100 persen untuk rumah atau unit dengan harga jual paling tinggi Rp2 miliar dan 50 persen untuk rumah atau unit dengan harga jual di atas Rp2 miliar sampai Rp5 miliar.
Baca Juga: Ibu-ibu Jangan Lagi Simpan 7 Benda Ini di Kamar Mandi, Ternyata Bahayanya Enggak Main-main..
Hal ini mendorong masyarakat kelas menengah untuk terus memanfaatkan secara optimal dan menggairahkan aktivitas sektor perumahan.
Selain itu, tercatat oleh Kemenkeu RI Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) di triwulan II-2021 juga mengalami akselerasi.
Kredit Konsumsi telah mampu kembali tumbuh positif, yaitu Mei 1,3 persen dan Juni 1,9 persen setelah lima bulan sebelumnya tumbuh negatif.
Kredit Hunian (rumah tinggal, flat dan apartemen) berkontribusi sekitar 33 persen dari total Kredit Konsumsi - menunjukkan progres pemulihan yang positif dan perlu terus dijaga momentumnya.
Perusahaan teknologi yang bergerak di bidang properti (PropTech), Lamudi.co.id, juga mencatat tren positif dari pembeli properti di platformnya.
Pencarian properti secara online terus meningkat, keterbatasan mobilitas mengalihkan pencarian dari yang sebelumnya didominasi offline atau secara langsung menjadi online.
“Lamudi mengalami kenaikan drastis pengguna platform keseluruhan sebesar 493 persen di 2021 dibanding lima tahun sebelumnya. Adopsi perilaku ini paling terlihat di antara pencari properti usia 25-54 tahun dengan peningkatan tertinggi di grup umur 25-34 yang mengalami kenaikan 780 persen pengguna - menunjukkan bahwa pembeli properti selanjutnya adalah mereka yang termasuk di generasi milenial,“ jelas Mart Polman, CEO Lamudi.co.id.
Selaras dengan catatan Kemenkeu, lebih dari 70 persen memilih metode pembayaran secara kredit untuk kepemilikan properti dibanding tunai.
Dari mereka yang memilih metode pembayaran kredit, hampir setengah darinya memilih untuk membayar Down Payment atau pembayaran di muka sebesar 10-15 persen dari total harga properti.
Hal ini menunjukkan beberapa kemungkinan termasuk adalah keterbatasan uang dingin untuk investasi sebesar properti, juga menariknya opsi dan insentif yang diberikan oleh pihak bank maupun pemerintah sebagaimana disampaikan sebelumnya.
Perpanjangan fasilitas PPN DTP Properti ini dilakukan untuk mendorong investasi rumah tangga kelas menengah yang tertahan karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang tidak memberi dampak signifikan terhadap pendapatan tetapi pengeluarannya.
Lamudi.co.id melihat permintaan untuk properti harga bawah atau Rp100-600 juta cukup terdampak secara negatif oleh pandemi dengan penurunan minat hampir 20 persen dari 2019 atau sebelum pandemi.
Baca Juga: Begini Tips Membeli Properti untuk Investasi di Era Digital saat Pandemi
Hal ini berbanding terbalik dengan properti harga atas atau harga Rp2 miliar atau lebih yang mengalami peningkatan minat sebesar 7,83 persen dari tahun 2019 atau sebelum pandemi - peningkatan permintaan yang bersinergi dengan dorongan pemerintah untuk properti harga ini.
“Meski mengalami penurunan permintaan, properti harga bawah masih menjadi tipe yang paling dicari dengan 56,28 persen di 2021 ini. Dengan beragam dorongan dari pemerintah, tidak menutup kemungkinan bahwa posisi ini bisa diambil alih oleh properti harga menengah ke atas yang sekarang bersaing ketat di 43,73 persen,“ ujar Mart.
#BerbagiIDEA