"Misalnya ada rumah gaya Indisch namun dicat merah dan kuning, sehingga olok-olok mirip kelenteng atau markas brimob," lanjut dia.
Senada dengan Kunarsono, sejarawan dan dosen Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, Adrian Perkasa, menyebutkan, bangunan di Jalan Karet mewakili permukiman Tionghoa sedangkan Jalan Panggung mewakili permukiman Melayu dan Arab.
Baca Juga : Berbagai Penyakit dapat Terdeteksi Hanya dengan Bantuan Sendok, Berani Coba?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ingat, Kota Tua Surabaya Bukan "Barbie Pink House Style"