Warna-warni bangunan di Little India yang mencolok misalnya, memang sesuai dengan budaya India yang memang erat dengan festival.
Tak hanya Little India, Kuncarsono juga menyebutkan kawasan Chinatown.Warna yang digunakan lebih beragam, meski hampir semua menggunakan warna pastel yang lebih lembut.
Sementara Kampong Glam, menggunakan warna emas, krem, dan turunannya. Oleh sebab itu, warna-warna ini kerap ditemui di sekitar Masjid Sultan.
Baca Juga : Meski Sempit, Andre Taulany Mengaku Bahagia, Lihat Perbedaan Rumah Masa Kecil dan Istananya Kini!
"Anda tidak akan menemukan warna-warni ngejreng di Kampong Glam yang berkultur Melayu dan Arab," ucap dia.
Merujuk pada usaha revitalisasi di negara Singa tersebut, Kuncarsono mengatakan, seharusnya kawasan kota tua diperlakukan sama.
Menurutnya, tidak pernah ada sejarah kultur India di Jalan Panggung.
Jika merujuk pada kajian sejarah, kawasan ini adalah Malaische Kamp atau Kampung Melayu.
Dia mencontohkan, sebelum memugar, pemerintah seharusnya membuat mock up desain, berdiskusi dengan pemilik rumah, serta mempertimbangkan masukan dari pakar.
Baca Juga : Centong Nasi Pintar Ini, Benda Ini Tak Hanya Berfungsi sebagai Sendok Namun Juga Bisa Menghitung Kalori!
Baru kemudian melakukan eksekusi dengan sungguh-sungguh.
"Kota sebesar dan sepenting Surabaya sebaiknya sudah pantas memiliki semacam Design Trust for Public Space, supaya tidak muncul olok-olok yang tidak perlu," kata Kuncarsono.