Karena hampir setiap jengkal rumahnya basah saat hujan, Sadikun memilih tidur di emperan rumahnya yang relatif lebih aman dari tampias air.
Dengan papan bekas pintu yang diletakkan di teras untuk menahan air hujan dan plastik yang dibeber sebagai alas tidur, Sadikun tidak pernah mengeluhkan kondisi rumahnya.
Sadikun mengaku masih bersyukur karena memiliki kartu BPJS untuk berobat gratis dan kartu keluarga sejahtera untuk mendapatkan jatah beras.
Untuk mengisi hari harinya saat tidk ada sawah warga yang panen, selain membersihkan rumah tetangganya Sadikun menggambar perjalanan hidupnya pada media apa saja.
Gambar tokoh pewayangan yang digoreskan di bekas baliho caleg terlihat terpampang dihalaman rumahnya serta sejumlah goresan karyanya terlihat menempel di dinding bambu rumahnya yang mulai miring hendak rebah.
“Saya ikhlas menjalani hidup,“ ujarnya.
Baca Juga : Resor Kiyakabin di Lombok Gunakan Kayu Jati Hangus, Ternyata Ini Dia Alasan Mengejutkannya!
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Viral Kisah Mbah Sadikun: Bertahan di Rumah Reyot karena Tak Mau Menyusahkan