Lembaran material itu akan dilapisi bingkai kawat untuk membuat cangkang yang tahan cuaca dan tembus cahaya.Kemudian, permukaan bagian dalam cangkang akan disemprot dengan serat yang sangat halus untuk menciptakan apa yang Vergopoulou gambarkan sebagai "jaring benang permen".
Serat ini juga akan digunakan untuk membuat dinding internal bangunan.
Nantinya, dapur pada setiap kediaman terletak di jantung denah unit, dan akan berfungsi ganda sebagai laboratorium tempat produksi bioplastik berlangsung.
Baca Juga : Kurangi Penggunaan Plastik, Perusahaan Asal Meksiko Ini Buat Peralatan Makan dengan Gunakan Biji Alpukat"Itu adalah bagian terpenting dari rumah," kata Vergopoulou pada Dezeen.
Kamar-kamar lain di rumah akan berlokasi strategis di sekitar dapur.
Konfigurasi mereka akan dipengaruhi oleh jalur matahari dan lokasi sumber daya alam.Tata letak internal masing-masing unit perumahan akan disesuaikan dengan lokasi dan kebutuhan individu penghuninya.
Baca Juga : Catat! Ini Dia 5 Apartemen yang Paling Banyak Dicari di Jakarta
Vergopoulou membayangkan bahwa unit BioFloss Cocoon akan diatur dalam formasi kotak melingkar untuk mengakomodasi bahan-bahan untuk produksi biomaterial akan dibudidayakan.Karena sifatnya yang fleksibel dan mandiri, bahan BioFloss "dapat disesuaikan untuk beradaptasi dengan banyak lokasi dan kondisi iklim," kata Vergopoulou.
Arsitek berharap bahwa industri konstruksi akan mulai menggabungkan inovasi dengan pertimbangan lingkungan dan mulai "berpikir di luar metode tradisional fabrikasi dan materialitas"."Selama beberapa dekade kami memiliki kelebihan produksi dan konsumsi berlebihan dalam jumlah yang mengerikan," katanya.
Menarik ya, IDEA Lovers?