IDEAonline -Dalam rangka memperingati HPSN 2019, Unilever meresmikan penambahan 8 titik kumpul flexible plastics (FP) kemasan multilayer.
Peresmian dilaksanakan pada Kamis (28/2) di Bank Sampah Induk Gesit, Jakarta Selatan.
Pengelolaan sampah sendiri merupakan salah satu isu terbesar di Indonesia yang menjadi tantangan setiap pemangku kepentingan baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat.
Daerah perkotaan di Indonesia menghasilkan 55.000 ton sampah padat per hari yang perlu diolah.
Sedangkan di Jakarta, tidak kurang dari 7.250 ton sampah per hari dihasilkan.
Baca Juga : Dengan Mesik Cetak 3D, Penduduk Yunani Dapat Mendaur Ulang Sampah Plastik Sendiri Jadi Furnitur
Penyumbang sampah terbesar di kota Jakarta sendiri adalah sisa konsumsi rumah tangga dan mayoritas sampah yang diangkut, pada umumnya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sementara hanya 9% dari sampah tersebut yang layak dan dapat didaur ulang.
“...kami memiliki komitmen yang kuat dalam membantu berperan aktif mengatasi permasalahan sampah, terutama sampah FP atau kemasan multilayer. Hal ini sejalan dengan tujuan kami untuk mengurangi jejak lingkungan yang dihasilkan dari operasi bisnis kami," jelasSinta Kaniawati, Head of Sustainable Business dan Yayasan Unilever Indonesia.
Secara global, Unilever memiliki tiga komitmen kuat dalam hal kemasan, yaitu membuat 100% kemasan plastik yang digunakan dapat didaur ulang, digunakan kembali, atau diurai di tahun 2025.
Selain itu, menggunakan minimal 25% konten plastik daur ulang dalam kemasan plastiknya dan mengurangi sepertiga berat kemasan plastiknya pada tahun 2020.