Baca Juga : Ingin Ruang Lebih Hidup? Ini Tips Memberi Aksen Furnitur dari Desainer
Dinding berpori di rumah ini diwujudkan dengan penggunaan lubang angin (roster), sehingga udara dapat mengalir masuk melalui celahnya.
Sinar mahatari pun dapat menerobos, namun dengan porsi yang tepat sehingga tidak menyilaukan.
Tema pohon menjadi semakin relevan dipilih sang arsitek, karena pemilik hunian ini adalah seorang pencinta kayu.
Tak sekadar sebagai pengisi rumah, kehadiran kayu di rumah ini juga memberi pelajaran bahwa kayu merupakan benda berharga yang harus dilestarikan dan digunakan dengan bijaksana.
Kayu pun dapat mengajarkan nilai sejarah, karena dimanfaatkannya kayu-kayu tua, bahkan kayu fosil, seperti yang digunakan sebagai wastafel dan meja ruang tamu.
Baca Juga : Bersihkan Saluran Wastafel dengan Garam dan Lemon, Jangan Kaget Ini yang Akan Dirasakan!
Sementara, sang arsitek memillih kayu-kayu khas Indonesia untuk berbagai elemen bangunan.
Kayu ulin yang kuat digunakan untuk lantai dan bagian depan rumah, sementara kayu merbau dan jati untuk kusen.
Demi menyempurnakan kehadiran kayu di rumah ini, hadir pula kayu pinus bekas peti kemas.