Ruang yang memiliki kelembapan tinggi, diletakkan di daerah yang memiliki sirkulasi dan cahaya matahari yang baik.
Keempat, rencanakan dengan cermat ruang yang nantinya akan dikembangkan, sehingga nantinya tak perlu lagi membongkar dinding atau mengubah seluruh denah.
Ini akan menghemat penggunaan material dalam hal ini kayu atau beton.
Konstruksi beton dan kayu memiliki keterbatasan dalam panjang.
Jika ukuran ruang melebihi ukuran standar modul yang ada, maka dibutuhkan biaya yang lebih besar untuk membuat sambungan dan akan banyak menghasilkan material sisa/terbuang.
Baca Juga: 5 Cara Menghias Fasad Rumah, Padukan Soft Scape dan Hard Scape
Baca Juga: Wow, Canggihnya Keran Ini Jadi Solusi Hemat Air di Kamar Mandi
Kelima, sesuaikan ukuran penutup lantai dengan ukuran ruang.
Misalnya, jika ruangan 4 meter, sementara keramik yang dipakai berukuran 30 cm x 30 cm, maka terdapat 13 baris keramik ditambah potongan keramik 10 cm, berarti ada sisa potongan 20 cm yang terbuang.
Keenam, mengurangi sebagian dari denah ruangan yang menonjol, baik pada desain fasad bangunan maupun desain dalam rumah.
Bagian-bagian yang menjorok ke luar akan sulit tertutup oleh atap, akibatnya harus digunakan dak beton yang harganya lebih mahal.