Sementara limbah air buangan toilet, kamar mandi, atau dapur yang dibuang begitu saja, kandungan deterjen dan bahan kimia di dalamnya dapat membunuh ikan dan hewan-hewan air di sepanjang jalur aliran air tersebut.
Limbah air kotor ini sebenarnya bisa diolah dan dikelola sehingga sisa deterjen, mikroba dalam kotoran manusia, dan bahan kimia lain yang terkandung pada air kotor tidak mencemari lingkungan. Bagaimana caranya?
Dengan membuat kebun olah limbah (wastewater gardens, WWG).
Kebun Olah Limbah
Sistem ini diperkenalkan pertama kali oleh Dr. Mark Nelson Ketua Institute of Ecotechnics dan pendiri Wastewater Gardens International.
Nelson bekerja sama dengan ahli ekologi dari Universitas Florida, AS, Prof. H.T Oldum merancang suatu sistem sederhana pengolahan limbah dengan menggunakan aneka tanaman yang banyak ditemukan dan dibudidayakan oleh masyarakat.
Di Indonesia, Yayasan IDEP yang berkantor di Ubud, Bali, adalah salah satu lembaga yang giat mengembangkan dan mengedukasi masyarakat untuk membangun sistem kebun olah limbah ini. Bagaimana air limbah diproses?
Fransisca Meyla Aryawati, Reporting and Data Management Senior Officer Yayasan IDEP menjelaskan, ada 3 tahap pemrosesan dalam sistem ini, sehingga memudahkan siapa saja menerapkannya di dalam pengelolaan limbah.
Proses tahap pertama adalah menampung air buangan dari kamar mandi, bak cuci, atau toilet ke dalam septic tank yang kedap air.
Septic tank ini memiliki 2 bak penampung di dalamnya, yang dihubungkan satu sama lain menggunakan pipa. Bak yang pertama berukuran lebih besar, karena akan menampung 2/3 volume air limbah.