Warga pedesaan biasanya memanfaatkan sungai untuk tempat perendaman.
Masalah lainnya, kayu yang direndam akan mengalami perubahan warna menjadi agak kusam.
Baca Juga: Kesal Tak Boleh Bermain Gadget, Bocah di Singapura Ngambek di Atas Balkon hingga Akhirnya Terjatuh!
Selain itu, perendaman juga menyebabkan kayu berbau kurang sedap. Kayu rendaman memang anti-teter atau bubuk tapi tak selalu anti-rayap.
Cara pengawetan dengan direndam kurang praktis ketika penggarapan kayu harus dilakukan sesegera mungkin.
2. Diasap
Selain perendaman, pengawetan kayu juga bisa dilakukan dengan pengasapan. Caranya dengan menghembuskan asap langsung pada permukaan kayu secara kontinyu.Baca Juga: Berkolaborasi dengan Kemenristekdikti, Intip Persiapan Asia Young Designer Awards 2019
Teknik inilahyang kemudian berkembang menjadi pengovenan.
Pengasapan sederhana sering dilakukan warga pedesaan dengan cara menempatkan batangan kayu, yang akan digunakan untuk bahan bangunan atau mebel, di atas tungku masak di dapur yang bahan bakarnya menggunakan kayu bakar.
Kayu yang terkena asap secara langsung dan rutin selama jangka waktu tertentu dipastikan tahan rayap, bubuk, jamur atau lapuk, maupun serangga kayu lainnya.
Bukti keampuhan pengawetan ini bisa dilihat pada kayu, baik kasau, reng, maupun tulangan yang ada di bagian dapur yang terletak persis diatas tungku.