Sekolah Alfa Omega dirancang dengan sistem pendinginan bangunan pasif, yang mengandalkan ventilasi silang alami dari konstruksinya.
Langit-langit yang terbuka menjadi jalur sirkulasi, juga celah yang dibentuk dari penyusunan batu bata di setiap sisi dinding kelas.
Dengan begini, aliran udara dalam ruang bisa optimal tanpa membutuhkan alat pendingin ruang.
Atap nipah, fasad bata, langit-langit bambu, dan lantai beton adalah material yang memungkinkan iklim mikro bangunan terjaga.
Dalam setahun, temperatur interior bangunan ini rata-rata 27 Derajat Celcius. Mengerjakan proyek Alfa Omega, Realrich mengaku menemui banyak sekali kesulitan.
Baca Juga: Sebenarnya Mudah! Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui saat Memilih Bambu
“Banyak sekali masalah muncul di lokasi proyek, seperti tidak adanya jalan akses, banjir karena ketinggian lahan ada di bawah permukaan jalan, dan lokasi yang tidak memiliki listrik dan air,” ujarnya.
Realrich menyiasati kontur lahan yang kurang solid dengan mendirikan bangunan “melayang” di atas tanah.
Baca Juga: Cocok di Iklim Tropis, Contek Hunian Ini yang Manfaatkan Alam dengan Teknik Modern
Memanfaatkan bambu, ia membentuk jalan masuk yang dramatis. Bilah bambu berpotongan ramping tersusun menjadi anak tangga dan lantai.
Baca Juga: Terkaget Terheran-heran Akibat Ubin Meledak? Begini Cara Perbaikinya!