IDEAOnline-Rumah tapak menjadi potensi pasar besar yang dibidik pengembang saat ini.
Permintaan pada segmen hunian jenis ini diprediksi lebih banyak dari apartemen.
Salah satu alasan yang mendukung makin diminatinya rumah tapak adalah fakta pada tujuan kepemilikan rumah yang ada di masyarakat saat ini.
Segmen konsumen rumah tapak mayoritas merupakan end-user yang akan menempati secara pribadi.
Sedangkan konsumen apartemen masih diburu oleh segmen investor sebagai bisnis sewa atau investasi.
Apalagi berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada 2019 diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa.
Hal ini tentu akan meningkatkan permintaaan akan hunian.
Pada tahun 2016, Bank Dunia merilis laporan bahwa kebutuhan rumah di Indonesia mencapai 920.000 unit per tahun, sedangkan angka ketersediaan hanya mencapai 400.000 unit per tahun.
Baca Juga: Ini Dia Plus Minus Rumah Tapak dan Apartemen yang Wajib Diketahui!
Salah satu pengembang yang membidik pasar rumah tapak, adalah PT Adhi Persada Properti (APP)—anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk.—kian agresif dalam mengembangkan hunian tapak di portfolio proyeknya, selain pengembangan hunian vertikal yang sudah berjalan.
Ini disampaikan oleh Pulung Prahasto, Direktur Teknik dan Pengembangan Usaha PT Adhi Persada Properti dalam konferensi pers di ajang Expo Properti di JCC, Kamis (1/8/2019).
“Konsep hunian tapak yang memiliki halaman, serta status kepemilikannya, akan menjadikan hunian ini tetap menjadi pilihan masyarakat, khususnya yang mencari hunian pertama dan hunian untuk ditinggali. Berbeda segmen dengan hunian vertikal yang rata-rata menjadi pilihan untuk investasi bagi investor,” ujarnya.
Proyek hunian tapak yang kini tengah dikembangkan APP ada di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Baca Juga: 5 Cara Menghias Fasad Rumah, Padukan Soft Scape dan Hard Scape
Proyek tersebut adalah Taman Dhika, Sidoarjo Kota; Taman Dhika Batu Tulis Bogor; dan The Anggana Village, Cibinong.
Konsep hunian tapak yang dikembangkan ini, disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, baik dari sisi penataan lingkungan, kualitas bangunan, dan fasilitasnya.
Taman Dhika Batu Tulis di Bogor, dikembangkan di atas lahan seluas mencapai 10 Ha dengan jumlah hunian sebanyak 400 unit.
Dipasarkan mulai harga Rp670 juta, kawasan hunian ini menyediakan berbagi tipe sesuai dengan kebutuhan konsumen dan saat ini sudah terjual 60%.
Baca Juga: Bata Merah Bikin Rumah Hijau ini Humble dan Hangat, Lihat Juga 4 Tamannya yang Cantik!
Selain Taman Dhika Batu Tulis, APP juga tengah mengembangkan hunian tapak di Sidoarjo, Jawa Timur di lahan seluas 30 Ha.
Membidik pasar kelas menengah di Surabaya dan sekitarnya, hunian ini dijual seharga Rp700 juta-an.
Total hunian yang akan dibangun mencapai lebih dari 1.200 unit dan penjualannya telah mencapai 70%.
Adapun The Anggana Village, dibangun di Cibinong dengan lahan 8,5 Ha berdekatan dengan Stadion Pakansari.
Hunian ini memiliki konsep “Smart Living” dan dilengkapi infrastruktur terintegrasi untuk mendukung penerapan teknologi terkini yang dapat memudahkan kebutuhan para penghuninya.
Per unitnya ditawarkan mulai dari Rp800 juta – Rp1 miliar dan telah terserap sebanyak 45%.
Melihat angka penjualan rumah tapak tahun 2019 yang cukup tinggi, Wahyuni Sutantri, Direktur Pemasaran PT Adhi Persada Properti mengatakan, APP optimis menggarap segmen ini karena potensinya tinggi untuk ditawarkan kepada masyarakat.
Baca Juga: Terlalu Sayang, Wanita Paruh Baya Ketahuan Timbun 300 Kucing di Apartemen Sempit dan Kotor Miliknya
Lantas, apa yang menjadi alasan seseorang memilih rumah tapak dibanding apartemen?
Dari beberapa wawancara pribadi pada pemilik hunian dan fakta yang beredar di masyarakat, beberapa hal ini menjadi alasannya.
Punya kepemilikan atas tanah dari rumah yang dibangun menjadi jaminan investasi jangka panjang untuk rumah tapak.
Apalagi harga tanah yang terus naik membuat harga jual rumah tapak jauh lebih cepat naik dibandingkan dengan apartemen.
Di rumah tapak, pemilik juga bebas berkreasi mendesain huniannya mulai dari fasad hingga interiornya.
Baca Juga: Jadi Sahabat Terbaik Manusia, Ternyata Anjing Bisa Bantu Pemiliknya Cepat Move On!
Selain itu pengeluaran bulanan di rumah tapak seperti biaya listrik, air, keamanan, dan kebersihan, umumnya masih lebih murah dibanding biaya bulanan di apartemen.
Bagi yang memiliki kendaraan, tinggal di rumah tapak akan merasa lebih aman dan dekat menyimpan kendaraannya karena memiliki halaman sendiri.
Dan di tengah kesibukan yang tinggi, memelihara hewan peliharaan menjadi salah satu solusi pelepas stres selepas berativitas.
Tinggal di apartemen, tidak semua pengelola mengijinkan penghuninya memelihara peliharaan.
Nah, Idea Lovers yang mana pilihanmu?
Jika memilih hunian tapak, 3 proyek APP di atas bisa jadi pilihan.
Memilih apartemen pun tidak menjadi masalah jika ada aspek yang menurutmu lebih menguntungkan.
Yang pasti, tentukan dengan mempertimbangkan secara cermat kebutuhan, bujet, dan akses, serta kenyamanan kamu.
Baca Juga: Ingin Beli Rumah? Ini Untung Rugi Rumah Seken dan Tips Membeli Aman
(*)