RUMAH 148
IDEAonline - Saat melakukan perubahan pada wajah rumah, banyak hal yang akan berimbas pada biaya. Jika ingin yang murah, lakukan perubahan sederhana pada kulit muka.
Persis seperti wajah manusia, rumah pun tak luput dari pentingnya arti kosmetika. Dengan berdandan, bukan berarti kita mendewakan apa yang hanya tampak dari luar dan
Baca Juga: Lahir dari Keturunan Raja, Kini Injak Usia 52 Tahun, Intip Tampilan Paramitha Rusady dan Huniannya yang Jarang Tersorotmengabaikan isi di dalamnya.
Tampak depan yang terurus, di samping menunjukkan jati diri pemilik rumah, juga menyumbang bagi keindahan lingkungan. Bayangkan kalau satu rumah tampil acak-acakan di antara rumah-rumah lain yang terawat rapi.
Ia memang akan tampil beda, tetapi tentu bukan aksen semacam ini yang kita impikan.
Yang akan dibahas kali ini adalah renovasi yang bertujuan mengubah muka rumah, yang tidak mencakup pagar, walaupun tak dapat disangkal, pagar punya andil cukup besar dalam menggubah wajah sebuah rumah.
Agar tidak ke mana-mana, marilah sepakat untuk membicarakan hanya dinding depan rumah, jendela, pintu, dan teras, terkait dengan perubahan wajah rumah.
Perubahan hanya di wajah ini dikenal juga dengan istilah facelift, yang lagi-lagi diambil dari khasanah kosmetika. Namun, inilah cara yang paling mudah dan murah.
Tak Sekadar Kosmetika
Meskipun begitu, mengubah tampak muka rumah sebenarnya bukan sematamata kosmetika.
Banyak alasan yang mendasari perubahan tampak. Pertama, ada kerusakan pada bagian depan rumah yang harus segera ditangani. Misalnya, atap teras yang lama sudah lapuk akibat kebocoran.
Baca Juga: 4 Artis Ini Miliki Fasad Bergaya Klasik, Ada yang Senilai Rp17 Miliar!
Mau tak mau, semua harus diganti, bahkan perubahan bentuk atap mutlak diperlukan mengingat bentuk atap lama banyak mengundang masalah.
Kedua, ada perubahan fungsi pada rumah tersebut. Ini bisa karena layout dalam rumah berubah, atau ada kegiatan baru di rumah tersebut yang menuntut adanya penyesuaian.
Contohnya, pintu masuk yang dulu di tengah, harus bergeser ke samping kiri.
Otomatis, tampak muka tidak lagi sama. Rumah yang dijadikan tempat usaha juga butuh tampilan yang berbeda.
Salon di rumah, misalnya, akan lebih kinclong jika depan rumah sedikit dipoles. Alasan terakhir adalah keinginan pemilik rumah untuk membuat rumahnya tampil baru, berbeda dari sebelumnya, dan tak seragam dengan tetangganya.
Baca Juga: Perhatikan Jarak Antara TV dan Tempat Duduk, Simak Do & Don’t di Ruang Keluarga
Boleh dibilang tampak depan rumah menjadi sarana ekspresi pemilik rumah. Pemilik rumah yang berasal dari Bali menghadirkan ekspos bata merah dan kusen berukir.
Yang masih muda ingin menunjukkan kebeliaannya dengan mengaplikasikan warna oranye pada dindingnya. Semua justru bisa menjadi ciri khas yang berguna.
“Mencari rumah Pak Sastro? Itu lho yang temboknya ditempeli batu abu-abu!”
Merancang Bentuk
Setelah semua pertimbangan dipikirkan masak-masak, tibalah saat merancang desain tampak muka rumah.
Walaupun saat mendesain, unsur “rasa” berperan besar, beberapa teori desain tetap berlaku, sama seperti saat kita merancang ruang dalam.
Salah satunya adalah warna. Sama seperti pada interior, warna yang berbeda dengan sekitarnya akan selalu tampil menonjol.
Pada muka rumah, penggunaan warna hitam akan mendominasi. Jika kita mengaplikasikan hitam secara berlebihan, pandangan orang seolah akan terblokir.
Kesatuan dan harmoni dalam desain juga patut diperhatikan. Untuk bentuk kusen, misalnya. Satu jendela berbentuk kotak, sementara satunya bulat. Tidak akan tercapai sebuah kesatuan.
Beda jika sebuah jendela panjang, di sampingnya ada jendela-jendela kecil bersusun, membentuk sebuah kotak. Walaupun berbeda bentuk, namun mata kita menangkap adanya sebuah kesatuan.
Kita juga dapat menambahkan tekstur pada muka rumah agar tampilannya tidak membosankan.
Bayangkan bila hanya ada satu jenis material di muka rumah, yaitu dinding polos. Motif timbul pada dinding dapat menghadirkan tekstur yang menarik. Begitu juga dengan penempelan batu alam yang permukaannya kasar.
Berikutnya adalah proporsi. Untuk ini, Wijoyo Hendromartono, arsitek, mengumpamakan, rumah yang kecil tentu akan lebih pas menggunakan potongan batu alam yang kecil. Sebaliknya, jika di depan rumah dipasang potongan batu alam yang besar-besar, rumah akan “tenggelam”.
Segala teori ini sifatnya hanya membantu. Desain yang terbaik adalah desain yang dirasakan paling nyaman buat penghuni rumah.
Jadi, jangan ragu mengekspresikan diri saat kita ingin mengubah muka rumah!
(*)