Follow Us

Tak Napsu Makan Habis Memasak? Indikasi Kena Efek Buruk Asap Dapur, Kok Bisa?

Johanna Erly Widyartanti - Rabu, 28 Agustus 2019 | 18:07
Asap dapur mengandung lebih dari 300 jenis zat berbahaya. Utamanya, zat yang dapat menciptakan kanker paru-paru.
Super Studio, Koleksi Fotile

Asap dapur mengandung lebih dari 300 jenis zat berbahaya. Utamanya, zat yang dapat menciptakan kanker paru-paru.

Beberapa temuan Fotile saat melakukan survai ke beberapa keluarga di rumahnya, menunjukkan pengaruh buruk asap ini.

Kejadian berikut mengindikasikan adanya pengaruh buruk asap di dapur, yang mungkin saja sering kamu alami namun kamu tidak menyadarinya.

Baca Juga: 5 Cara Kurangi Polusi di Rumah, Bianya Tak Sampai Ratusan RIbu

Pertama, memasak di dapur basah untuk mempersiapkan hidangan buat keluarga, kamu selalu harus mengikat rambut terlebih dahulu agar tak jadi berminyak dan lepek.

Kedua, memiliki dapur kering sangat indah tentu saja, namun saat menggoreng, perabot dapur dan furnitur di ruang makan pun menjadi kotor.

Ketiga, sekali waktu kamu harus memasak dalam jumlah yang besar (banyak) karena akan ada pesta keluarga.

Tetapi, karena banyaknya asap dan minyak yang bertebaran dan dihirup saat memasak, membuat kamu mual, tidak ada nafsu makan lagi saat semua bergembira dan berpesta.

Baca Juga: Selain Asap Rokok, Ini Polusi di Rumah yang Sebabkan Penyakit Pernapasan Hingga Kanker

Pengisap jadi solusi praktis menghilangkan asap dapur.
Koleksi Fotile

Pengisap jadi solusi praktis menghilangkan asap dapur.

Keempat, suatu saat kamu baru menyadari pelapis kulit sofa di ruang keluarga kamu yang terletak bersebelahan dengan dapur, rusak dan mengelupas, padahal menurut usia pakai dan penggunaannya, sehausnya belum saatnya diganti.

Beberapa kejadian di atas mungkin dianggap biasa atau sepele, namun nyatanya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fotile, menunjukkan bahwa asap dapur mengandung lebih dari 300 jenis zat berbahaya.

Yang paling utama, zat yang dapat menciptakan kanker paru-paru yaitu DNP (dinitrosopiperazine).

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest