IDEAonline- Dapur harus dirancang seergonomis mungkin supaya aktivitas di dapur menjadi nyaman.
Bagaimana desain dapur yang ergonomis untuk orang Indonesia?
Mungkin tidak banyak yang tahu, bahwa meja dan lemari di dapur memiliki standar ukuran.
Jadi, di mana pun Anda membeli atau membuat dapur, tinggi meja, lebar meja, tinggi lemari atas, pasti sama.
Baca Juga: Mudah Berkarat, Ini Hal Wajib Tahu Sebelum Gunakan Material Ini untuk Tambahan Atap
Standar ukuran ini digunakan agar dapur menjadi ergonomis, sehingga orang yang menggunakannya merasa nyaman.
Menurut Enira Arvanda, dosen Desain Interior Universitas Indonesia, dalam merancang dapur ergonomis, yang harus dipertimbangkan ialah gerakan tubuh yang lazim saat bekerja di dapur.
Gerakan-gerakan tersebut akan menentukan layout, ukuran meja kerja (working surface), serta detail lainnya.
Enira menambahkan bahwa prinsip dapur ergonomis ialah yang memungkinkan tubuh bergerak dengan efisien dan nyaman, proses kerja dapat berlangsung dengan baik, peralatan kerja dapat mendukung proses kerja, serta memerhatikan faktor keamanan.
Baca Juga: Hadirkan Semarak dalam Kelembutan Shabby, Apa Peran Mawar Biru?
Yang menjadi masalah adalah standar yang digunakan selama ini, yaitu yang dikenal dengan standar Neufert, dibuat berdasarkan bentuk dan ukuran tubuh orang Barat, yang berbeda dengan orang Indonesia.
Sesuaikan Tinggi Badan Ukuran yang tidak pas dapat membuat kerja di dapur jadi tidak nyaman.
Untuk kondisi yang lebih nyaman, ukuran lemari, working table, dan kitchen set harus disesuaikan dengan ukuran tinggi badan, bahkan ukuran siku, dari orang yang sering beraktivitas di dapur tersebut.
Ketinggian meja racik harus sama dengan tinggi pinggul, agar lengan tetap santai ketika sedang bekerja.
Namun untuk pekerjaan yang lebih berat, misalnya mengulek, sebaiknya menggunakan meja yang sedikit lebih rendah.
Jangan lupa untuk memperhitungkan tinggi kompor, terutama bila kompor yang digunakan bukan kompor tanam.
Kurangi tinggi meja bila menggunakan kompor bukan tanam.
Misalnya, kompor dua tungku yang diletakkan di atas meja menyebabkan tinggi penggorengan bertambah 20cm.
Jika tinggi meja tidak dikurangi, akan menyebabkan proses menggoreng tidak terjadi dalam postur tubuh ideal.
Perhitungkan Sirkulasi Jarak sirkulasi koridor antara area kerja satu dan yang lain, juga perlu diperhatikan.
Baca Juga: Mau Hemat Biaya AC? Cobain Deh Teknik Ventilasi Silang di Rumah!
Bila terlalu kecil akan membuat dapur terasa sempit dan tidak nyaman.Area kerja, yaitu adanya ruang bebas antara meja dapur yang letaknya berhadapan, setidaknya harus berjarak 90cm.
Jarak ini berguna untuk memberi keleluasaan orang berdiri dan bekerja di dapur, juga saat membungkuk dan berjongkok ketika mengambil barang dari kabinet bawah.
Jika merangkap jalur sirkulasi kegiatan di dapur, jarak tersebut minimum 150cm.
Baca Juga: Aplikasikan Bronze Mirror, Begini Rapihnya Tampilan Dapur yang Gunakan Ruang Tersembunyi
JANGAN LUPAKAN HAL INI!
Preferensi dan kebiasaan orang dalam memasak tidaklah sama, faktor budaya juga memengaruhi cara memasak sehingga desain dapur sesungguhnya tidaklah universal.
Apabila seseorang hanya memasak sekadarnya maka ia membutuhkan dapur yang kompak dan simpel.
Sementara itu, seseorang yang senang membuat kue maka ia akan membutuhkan permukaan kerja yang lebih luas.
Pertimbangan kultur memasak juga sering dilewatkan.
Masakan Indonesia kaya bumbu dan memerlukan proses persiapan bumbu yang lebih lama sehingga pada dapur tradisional biasanya tersedia semacam amben (balai-balai) agar mendapatkan posisi yang nyaman saat mempersiapkan masakan.
Proses mengulek bumbu juga biasanya lebih nyaman dilakukan di lantai agar mendapatkan posisi yang bisa menghasikan tenaga yang lebih dan tidak pegal dibandingkan dengan posisi berdiri.
Jenis masakan yang kaya bumbu juga menghasilkan bau yang lebih semerbak sehingga perlu dipertimbangkan adanya sirkulasi udara yang baik serta jenis material yang tidak terlalumenyerap bau masakan.
DETAIL LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN
• Lantai.
Pastikan lantai tidak licin dan mudah dibersihkan.
Lantai harus higienis karena merupakan pusat pengolahan makanan.
• Desain kabinet.
Pilihlah desain yang sesuai dengan kegiatan memasak, mudah dibersihkan permukaannya, material yang tahan terhadap panas, minyak, dan tahan goresan.
Permukaan kerja sebaiknya menggunakan material yang tidak berpori sehingga tidak menyimpan bakteri yang berasal dari makanan (misalnya marmer yang dicoating, solid surface, aluminium)
• Detail kabinet.
Penggunaan engsel yang tepat akan mempermudah kegiatan memasak.
Laci lebih ergonomis daripada lemari karena membukanya lebih mudah dan tidak terlalu membutuhkan pergerakan membungkuk-berdiri.
Untuk kabinet yang berada di atas, gunakanlah engsel yang membuka ke atas untuk memudahkan pengambilan barang dan meminimalisasi terjadinya kecelakaan (kepala terbentur).
• Peletakkan power outlet (stop kontak) harus dipertimbangkan dengan baik.
Baca Juga: Ingin Rumah Tampil Baru? 6 Langkah Tata Ulang Ini Mudah Dilakukan!
Ketahui kebutuhan peralatan elektronik, seperti microwave, blender, dan penanak nasi.
Letakkan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak.
Jangan meletakkan stop kontak di area yang dekat dengan titik air (sink) dan titik api.
(*)