IDEAonline-Kedekatan dengan alam tak pernah gagal menenangkan jiwa. Karenanya, tema alam diusung sebagai kunci pencipta kenyamanan di ruang ini.
Interaksi dengan alam diwujudkan dari pilihan warna, material, furnitur, dan layout ruang.
Teduhnya warna alam jadi pilihan pasangan Akbar dan Ritchie untuk rumah mungilnya di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan. Sejak awal melakukan renovasi, keduanya memang mengutamakan suasana yang nyaman di rumahnya.
Baca Juga: Terkuak Fakta Sebenarnya dari Kasus Pegawai Artis, Baim: Bukan Hamzah yang Mencuri di Rumah Saya
“Makanya banyak pakai warna-warna yang earthy biar suasananya nyaman,” ungkap Akbar.
Tampilan material ekspos menghiasi rumah melalui aplikasi bata ekspos bercorak heksagonal pada dinding panel TV dan beton pada meja bar.
Khusus meja bar, rupanya meja ini sudah ada sejak rumah baru dibeli.
“Meja bar dari beton ini sengaja dipertahankan karena kami pengin menambahkan kesan rastik di ruangan,” ungkap Ritchie.
Baca Juga: Terkuak Fakta Sebenarnya dari Kasus Pegawai Artis, Baim: Bukan Hamzah yang Mencuri di Rumah Saya
Akbar dan Ritchie pun memesan secara khusus meja kopi dan meja TV untuk pelengkap ruang keluarganya ini.
Baca Juga: Jangan Khawatir, Millenial Juga Bisa Kok Beli Rumah! Ini Tipsnya
Untuk meja kopinya, pilihan mereka jatuh pada meja sederhana dari kayu jati.
Tampilannya tentu dibuat “mentah” dengan serat kayu yang terlihat jelas.
Lain halnya dengan meja TV, meja ini terbuat dari susunan bata roster dan table top dari bahan stainless steel.
Tampilan uniknya tentu membuat ruang terlihat makin menarik.
Kedekatan dengan alam yang memberi rasa nyaman semakin terasa berkat bukaan lebar yang memperlihatkan pandangan ke halaman samping.
Baca Juga: Membeli Rumah Tanpa IMB yang Benar, Apa Risiko dan Solusinya?
Pintu geser yang terbuat dari kaca memberikan sirkulasi udara yang lancar untuk ruang.
Sinar matahari pun bisa bebas masuk, menyegarkan rumah dan tanaman-tanaman yang turut menghiasi interior ruang keluarga ini.
Nikmatnya suasana alam yang meliputi ruang pun makin terasa.
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 177
(*)